Selasa 26 Maret 2024
MEMULIAKAN TUHAN DENGAN UCAPAN
Bacaan Sabda : Roma 11:1-36
“O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:33-36)
Setelah rasul Paulus membahas tentang dosa dan karunia Allah, tentang Israel yang menolak karunia Allah yang dihubungkan dengan firman Tuhan sebagai kebenaran sempurna, dia berhenti sejenak karena tidak punya kalimat lagi untuk dapat menjelaskannya. Rasul Paulus menjelaskan penolakan Israel kepada kasih karunia Allah telah membuka jalan bagi bangsa-bangsa lain untuk menerima keselamatan, karena keselamatan adalah untuk semua bangsa. Pembahasan rasul Paulus ini bukanlah hasil pemikiran pribadinya tetapi juga disertai dengan pewahyuan Roh Kudus melalui pemikirannya membuatnya semakin mengagumi pewahyuan Allah.
Dalam perenungannya dia pun menyatakan kalimat-kalimat dan ucapan-ucapan yang memuliakan Allah. Dia memuliakan Allah melalui ucapan-ucapan atau dia berdoxologi. Suatu sikap mengakui keterbatasan diri untuk memberi penjelasan-penjelasan tentang karya Allah. Kemungkinan saat dia membaca ulang surat kirimannya ke Roma, dia terkagum atas inspirasi yang diperolehnya dan dia mengakui bahwa surat yang sangat teologis ini bukanlah semata karyanya melainkan Allah berkarya melalui dirinya. Dia pun mengakui kedalaman kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah. Rasul Paulus pun mengaku bahwa dia tak akan mampu dan tak akan layak menyelidiki keputusan-keputusan Allah. Rasul Paulus memahami keputusan Allah sebagai sesuatu yang tidak rasional melainkan sesuatu yang melampaui rasio manusia. Manusia tak akan pernah mampu menyelami jalan-jalan Allah. Bukan karena tidak logis melainkan karena melampaui logika manusia. Allah tak membutuhkan bantuan pemikir juga tak membutuhkan bantuan penasehat untuk memutuskan sesuatu karena Dia adalah pemikir dan penasehat sempurna dan ajaib.
Dalam hal ini rasul Paulus membuat suatu pengakuan bahwa surat kirimannya itu bukanlah hasil karyanya karena pada dasarnya dia tak punya kemampuan memberi penjelasan seteologis itu. Allah memakai Paulus karena dia menghidupi semua apa yang dituliskannya. Pada doxologi terakhirnya dia menyimpulkan bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia. Jadi hanya Dialah yang patut dimuliakan selalu dan untuk selama-lamanya. Semua kita pengikut Kristus dipakai-Nya bukan untuk dimuliakan tetapi untuk memuliakan Dia.(MT)