Jumat 22 Maret 2024
ALLAH TURUT BEKERJA
Bacaan Sabda : Roma 8:1-30
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28)
Roma pasal 8 ini merupakan salah satu ayat Alkitab yang sangat padat dengan kehidupan rohani di dalam Yesus Kristus seperti hidup di dalam Roh, hidup dalam kekudusan, hidup dengan kedalaman doa dan hidup berkemanangan. Hidup dalam Kristus berarti sudah terlepas dari ikatan dosa dan menerima Roh yang menjadikan anak Allah dengan bebas memanggil-Nya “Ya Abba, ya Bapa”.
Rasul Paulus dalam hal ini memastikan pengikut Kristus mempunyai dasar yang kuat keterbukaan hubungan yang sangat erat dengan Allah. Kedekatan hubungan itu tercipta saat diterpa penderitaan yang datang dari luar diirinya, seperti fakta hidup dianiaya. Penderitaan yang datang membuatnya berdoa dengan sungguh-sungguh melalui keluhan-keluhan tak terucapkan. Penderitaan selalu saja ada selama manusia hidup dalam dunia berdosa ini. Tetapi Firman Tuhan adalah kebenaran bahwa Allah dapat berkarya dalam dan melalui hidup kita untuk mendatangkan kebaikan. Janji firman Tuhan ini adalah pemberi kekuatan kepada semua anak Tuhan bila menghadapi penderitaan. Melalui penderitaan Allah dapat berkarya sehingga penderitaan itu mendatangkan kebaikan. Kebaikan apakah yang datang dari penderitaan? Sangat sulit untuk menjawabnya. Tentu perlu dicari apakah yang membuat penderitaan itu menimpa seseorang.
Allah bekerja dalam segala sesuatu tentu tidaklah termasuk dosa, kesalahan dan kelalaian-kelalaian yang diperbuat. Allah tidak turut bekerja untuk mendatangkan dosa dan kejahatan. Allah tidak akan pernah membenarkan dosa dan kesalahan, karena lebih tepat dinyatakan menegur. Jadi kalaupun Allah turut bekerja adalah dalam menegur seseorang agar bertobat dan berusaha memperbaiki diri. Janji Tuhan ini juga bukan berlaku untuk semua orang percaya hanyalah untuk orang-orang yang mengasihi Dia. Hanya orang yang mengasihi Dialah yang dapat mempercayakan diri secara total kepada-Nya.
Kemudian yang perlu dipahami adalah respon kita terhadap penderitaan tersebut. Bila melarikan diri dari penderitaan biasanya justru terjerumus kepada penderitaan yang baru. Penderitaan haruslah dihadapi dengan berani. Melihat kepada penderitaan Ayub dapat kita belajar. Penderitaan Ayub adalah salah satu contoh penderitaan orang benar atau penderitaan seorang yang mengasihi Allah. Bila orang yang mengasihi Allah menghadapi penderitaan dengan berani maka Allah turut bekerja supaya dia bertumbuh semakin mengasihi Allah. (MT)