Rabu 20 Maret 2024
MATI BAGI DOSA HIDUP BAGI TUHAN
Bacaan Sabda : Roma 6:1-23
“Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Roma 6:9-11)
Ada banyak wujud perbuatan yang memberi petunjuk suatu dosa dan kejahatan, tetapi dapat disimpulkan hakikat dosa adalah sifat mementingkan diri sendiri, yaitu menginginkan dan melakukan hal-hal untuk menyenangkan diri sendiri tanpa menghiraukan perintah Allah dan orang lain. Tidak heran bila tanpa merasa salah, kejam kepada orang lain dan memberontak kepada Allah. Manusia jatuh dalam dosa dan upah dosa adalah maut, dan dosa membuat hati manusia cenderung memberontak kepada Allah. Keadaan ini tak disukai oleh Allah yang mengasihi manusia sebagai ciptaan-Nya yang mulia.
Kasih Allah kepada manusia tidak berubah walaupun manusia berubah menjadi tidak taat kepada Allah. Kasih karunia Allah memberi kesempatan kepada manusia berdosa memperoleh pengharapan dengan mengutus Yesus Kristus anak-Nya yang tunggal ke dunia memberi diri-Nya terhukum agar manusia beroleh selamat. Allah mencurahkan kasih-Nya ke hati manusia agar bisa memberi tanggapan kepada kasih Allah melalui Yesus Kristus. Jadi sesungguhnya tepat pernyataan Rasul Paulus “Aku ada sebagaimana aku ada semata-mata Karena kasih Allah”.
Keselamatan diperoleh melalui pengorbanan Kristus. Yesus Kristus menjadi manusia tanpa dosa satu-satunya yang memenuhi syarat menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Saat dia disiksa hingga darahnya tercurah ke bumi, dia tidak marah dan tidak melakukan pembalasan dengan perbuatan yang terkategorikan sebagai dosa. Dan betul-betul mengalahkan maut akibat dosa dengan telak melalui pengorbanan, kematian dan kebangkitannya. Kematian Yesus untuk menebus dosa sudah ditanggung dan itu cukup, karena hanya sekali untuk selama-lamanya.
Dan semua yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya hendaklah menyatakan rasa syukur dengan sikap mati bagi dosa dalam pengertian:
- Telah mati terhadap dosa, karena dalam Kristus keinginan berdosa dimatikan secara pasti walaupun lambat. Dengan demikian keinginan untuk hidup kudus timbul dan harus terus diperjuangkan.
- Setelah menjadi pengikut Kristus diberikan kuasa-Nya untuk melawan dosa. Bukan hanya berjuang mematikan perbuatan-perbuatan dosa tetapi membangkitkan Kerinduan untuk hidup dalam kekudusan.
- Dalam baptisan kita memproklamirkan masuk ke dalam air untuk mematikan dosa dan keluar dari air membangkitkan kerinduan hidup dalam kekudusan. Walaupun baptisan itu simbol, sangat penting karena merupakan komitmen kita secara tegas di hadapan Tuhan dan sesama. (MT)