Senin 18 Maret 2024
IMAN YANG MENYELAMATKAN
Bacaan Sabda : Roma 4:1-25
“Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua,” (Roma 4:16)
Dalam pasal 4 ini berulang-ulang dinyatakan bahwa manusia diselamatkan karena iman. Paulus menghubungkannya dengan Abraham yang mendasari perjalanannya dalam tuntunan Tuhan adalah iman. Walaupun manusia berdosa diselamatkan karena iman, tetapi iman yang dimaksud tidaklah suatu yang berdiri sendiri. Yakobus mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Rasul Paulus setuju dengan Yakobus bahwa iman harus bekerja oleh kasih (Galatia 5:6).
Iman yang menyelamatkan tak dapat dipisahkan dari ketaatan dan kasih. Iman kepada Allah tanpa adanya pertobatan tidaklah dapat memberi jaminan untuk menerima pembenaran dari Allah. Iman yang menyelamatkan juga memimpin hidup bersekutu dengan Allah dan melakukan perbuatan yang baik serta hidup benar dalam bersikap.
Iman dan kasih karunia Allah adalah suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Iman, kasih karunia dan pembenaran adalah persediaan yang diberikan Allah kepada manusia berdosa untuk melangkah dalam perjalanan hidup sebagai penerima keselamatan. Allah yang berjanji adalah juga penggenapi juga memperlengkapi. Walaupun iman itu adalah pemberian Allah, iman juga adalah merupakan respon manusia kepada kasih karunia Allah. Allah memanggil Abraham berdasarkan kasih dan kedaulatan-Nya dan iman Abraham itu diperhitungkan Allah sebagai kebenaran.
Rasul Paulus berbicara enam kali dalam pasal ini mengenai iman diperhitungkan sebagai kebenaran. Bila Allah memperhitungkan iman sebagai kebenaran bukan semata karena respon dan komitmen kepada Kristus tetapi juga tindakan kasih karunia dan kemurahan Allah kepada manusia. Dalam kemahatahuan dan kedaulatan-Nya Allah melihat hati manusia yang sungguh beriman, tetapi haruslah diwujudkan melalui fakta hidup berbalik kepada Allah atau bertobat. Iman yang diperhitungkan sebagai kebenaran tidaklah terpisahkan dengan pertobatan.
Rasul Paulus membicarakan pembenaran dalam pasal 4 ini selalu dikaitkan dengan iman sebagai respon kepada kasih karunia Allah. Dalam hal ini harus hati-hati jangan sampai pembenaran Allah itu merupakan hasil ketaatan kepada hukum Taurat. Ingat! bahwa pembenaran itu jangan dianggap sebagai pemberian Allah karena mentaati firman Allah, yang betul adalah pembenaran karena iman kita bersyukur kepada Allah melalui ketaatan kepada firman Allah. (MT)