Rabu 13 Maret 2024
PAULUS DI ROMA
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 28:1-31
Sabda Renungan : “Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.” (Kisah Para Rasul 28:30-31)
Setelah Paulus mendarat ternyata mereka berada di sebuah pulau kecil bernama pulau Malta. Mereka menyalakan api unggun untuk menghangatkan badan. Saat Paulus mengumpulkan ranting untuk dibakar dia digigit ular beludak yang sangat berbisa. Hal itu membuat para tahanan lain sempat beranggapan Paulus seorang pembunuh. Tetapi saat Paulus tetap sehat mereka semakin menyakini bahwa Paulus adalah seorang yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka berpendapat Paulus adalah seorang dewa.
Di pulau Malta mereka disambut gubernur Publius dengan mengadakan jamuan makan. Paulus sempat mendoakan ayah Publius yang sakit yang saat itu juga sembuh. Kemudian berita itu tersebar membuat orang-orang sakit dibawa kepada Paulus untuk didoakan dan sembuh. Gubernur Publius menyediakan keperluan mereka untuk melanjutkan pelayanan mereka ke Roma, setelah tigabulan berada di pulau Malta. Di Roma rupanya rasul Paulus hanyalah tahanan rumah yang diperbolehkan tinggal di rumah sewa dengan pengawalan para prajurit. Kerinduan Paulus sama dengan kehendak Allah untuk memberitakan Injil ke Roma. Tubuh Paulus ke Roma terbelenggu tetapi semangat memberitakan Injilnya tak terbelenggu. Pemberitaan kerajaan Allah tidak terjadi dalam kondisi yang mudah tetapi bagi para hamba yang setia tidak akan pernah berhenti. Sejarah gereja mula-mula yang dicatat Lukas berakhir saat Paulus sudah tiba di Roma.
Dua tahun rasul Paulus berada di penjara dan pada saat itulah dia menulis surat kepada jemaat di Efesus, Filipi, Kolose dan kepada Filemon. Sekitar tahun 63 Paulus dibebaskan. Dalam tahanan rumah dan dipenjara rasul Paulus tetap memberitakan Injil dan berkarya. Banyak orang datang kepadanya. Ada saatnya pemberitaan Injil terjadi karena gereja pergi ada pula saatnya gereja didatangi. Pergi atau didatangi sama-sama potensial hanya karena karya Roh Kudus. Kisah Para Rasul berhenti mencatat sejarah gereja secara tiba-tiba tanpa adanya kesimpulan formal sebagai rangkuman. Hal itu menjelaskan sejarah masih harus terus berlanjut.
Roh Kudus tak akan pernah berhenti, Dia akan terus berlanjut untuk berkarya melalui kehidupan gereja-Nya. Kisah Para Rasul akan terus menjadi pola pelayanan gereja dalam melanjutkan sejarah gereja. Dan hal itu tidak akan dapat dihentikan oleh siapa dan apa pun, karena Roh Kudus akan terus berkarya. (MT)