Sabtu 09 Maret 2024
PAULUS MULAI MELIHAT PINTU KE ROMA
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 25:1-27
“Sebaliknya Paulus membela diri, katanya: “Aku sedikitpun tidak bersalah, baik terhadap hukum Taurat orang Yahudi maupun terhadap Bait Allah atau terhadap Kaisar.” (Kisah Para Rasul 25:8)
Untuk melindungi Paulus dari usaha pembunuhan para tokoh agama Yahudi, maka Paulus ditahan di Kaisarea. Orang Yahudi memohon agar Festus yang menggantikan Feliks bersedia menyerahkan Paulus kepada mereka. Saat Festus mengadakan penelitian dan penyelidikan, tak menemukan sedikitpun kesalahan pada Paulus. Pada saat itulah Festus memerintahkan agar orang-orang Yahudi datang ke Kaisarea, di hadapan para pemuka agama itu Paulus membuktikan bahwa dia tidak bersalah, sehingga tidak seharusnya dia didakwa dan ditahan atas suatu kesalahan yang tidak jelas. Rasul Paulus secara tegas mengatakan bahwa dia tidak bersalah kepada hukum taurat.
Paulus justru memelihara hukum taurat sebagai standar moral dalam bersikap. Dia mengetahui bahwa standar kebenaran hukum taurat tidak pernah berubah dan Paulus mentaatinya. Bagi rasul Paulus, hukum taurat sebagai standar moral adalah penuntun yang benar untuk menjalani kehidupan. Jadi tidak mungkin dia bersalah kepada hukum taurat. Hukum taurat justru sangat dia sukai karena hukum taurat menyadarkan dirinya sebagai manusia berdosa. Dengan mentaati hukum taurat justru membuatnya menyadari betapa dia sangat membutuhkan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Kemudian Rasul Paulus mengatakan bahwa dia tidak bersalah kepada orang Yahudi. Sebagai orang Yahudi dia justru bangga sebagai Yahudi, jadi dia tidak pernah menganggap keyahudiannya sebagai suatu status yang salah. Itulah sebabnya secara tegas dia menyatakan bahwa dia tidak bersalah kepada orang Yahudi. Akhirnya dia mengatakan bahwa dia tidak bersalah kepada kaisar. Paulus tidak pernah melanggar hukum negara berdasarkan pernyataannya itu Paulus ingin mengatakan bahwa dirinya seharusnya tidak perlu menjadi seorang terdakwa, karena tak pernah melakukan kesalahan.
Paulus adalah teladan bagi seluruh pelayan Tuhan untuk hidup benar di tengah masyarakat. Dia bersih secara moral, tidak rasis dan juga hidup sebagai warga negara yang baik. Itulah sebabnya penguasa dan ahli hukum dari pihak Roma tidak menemukan kesalahan baginya. Rasul Paulus melihat bahwa orang-orang Yahudi akan selalu mencari-cari kesalahannya, itulah sebabnya dia memohon naik banding langsung ke Kaisar dan permohonannya dikabulkan. Cita-citanya pun mulai nyata akan terkabul untuk pergi ke Roma. Janji Tuhan pun makin dekat kepada penggenapan rasul Paulus memberitakan Injil ke Roma walaupun melalui perjalanan yang sukar. (MT)