Jumat 01 Maret 2024
ALLAH MENYERTAI HAMBA-NYA
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 18:1-28
Sabda Renungan : “Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.” (Kisah Para Rasul 18:9-10)
Dari Athena Paulus melanjutkan perjalanan penginjilannya ke Korintus. Di Korintus cukup banyak orang Yahudi yang datang dari Roma karena kaisar Klaudius memerintahkan orang Yahudi meninggalkan Roma. Orang percaya berlatar belakang Yahudi Akwila dan Prisikila menerima kehadiran rasul Paulus yang sama-sama berprofesi sebagai pembuat kemah. Rasul Paulus mencukupkan kebutuhannya sebagai pembuat kemah tetapi tidak mengurangi waktu dan semangatnya dalam memberitakan Injil. Rasul Paulus adalah teladan bagi para pelayan Tuhan yang tetap bekerja untuk mencukupi kebutuhannya, tetapi tidak menjadikan alasan bekerja menjadi penghambat pelayanannya.
Hal yang terjadi dalam diri rasul Paulus adanya kekuatan sebagai dampak dari kebijaksanaan kaisar Klaudius yang mulai kejam kepada Yahudi. Walaupun Paulus sudah berulangkali menghadapi hambatan berupa penganiayaan karena Injil, dia tetaplah manusia yang bisa takut. Tuhan mengetahui suasana hati rasul Paulus yang sedang takut maka segera berfirman kepada Paulus di dalam suatu penglihatan. Tuhan yang memerintahkan Paulus supaya tetap berani dalam memberitakan Injil, berjanji akan selalu menyertai dan melindungi rasul Paulus. Rasul Paulus mengetahui bahwa semakin banyak orang yang menentang dan membencinya sehingga sempat berencana segera meninggalkan Korintus.
Perasaan seperti rasul Paulus ini terkadang menimpa para pelayan Tuhan yang setia, seperti yang dialami nabi Elisa. Ratusan nabi baal ditentang dengan gagah berani tetapi ancaman seorang perempuan Izebel membuatnya ketakutan dan melarikan diri. Rasa takut adalah hal yang sangat manusiawi, itulah sebabnya Tuhan memperbaharui semangat rasul Paulus bukan mencelanya karena dia takut. Melalui pengalaman rasul Paulus ini kita dapat memahami dua hal:
- Hal Pertama adalah Yesus tetap menyertai dalam arti kehadiran-Nya akan selalu nyata dalam hidup hamba-hamba-Nya. Seperti Musa yang sempat takut kembali ke Mesir, seperti Yosua yang sempat ragu melanjutkan kepemimpinan Musa janji Tuhan pasti akan selalu menyertai hamba-hamba-Nya.
- Hal kedua bila Tuhan Yesus menyertai sesuai janji-Nya berarti Dia juga turut bekerja melalui pelayanan hamba-hamba-Nya. Dari nama-Nya “Imanuel” terkandung janji yang pasti bahwa kehadiran Allah nyata dalam kehidupan umat-Nya. (MT)