Rabu 28 Februari 2024
SIKAP BENAR TERHADAP FIRMAN TUHAN
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 17:1-15
Sabda Renungan : “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.” (Kisah Para Rasul 17:11)
Perjalanan penginjilan berikutnya yang dilaksanakan rasul Paulus adalah Tesalonika. Dia memberitakan Injil di rumah ibadah orang Yahudi selama 3 hari sabat. Beberapa orang percaya menggabungkan diri menjadi satu komunitas pengikut Kristus. Bukan hanya orang Yahudi tetapi sejumlah besar orang Yunani yang percaya Injil turut juga tergabung. Hal itu membuat orang Yahudi menjadi iri hati. Mereka pun bekerja sama dengan para penjahat dan petualang pasar membuat keributan. Suatu kebiasan buruk umat beragama ini selalu saja terjadi dengan tujuan menghambat pertumbuhan agama lain. Jadi tak perlu heran pada zaman pertumbuhan gereja mula-mula saja sudah terjadi. Hanya sangat perlu belajar dari sikap gereja mula-mula dalam menghadapinya.
Gereja mula-mula menyikapinya dengan kesungguhan berdoa dan sangat bersandar kepada kuasa Roh Kudus. Kalaupun para rasul mencoba berdiplomasi seperti Petrus dan Paulus mereka tetap berpegang kepada firman Tuhan seperti jawaban kepada penguasa “Kami harus lebih takut kepada Allah daripada kepada manusia”, Keributan yang mengancam nyawa rasul Paulus dan Silas membuat orang percaya menyuruh dan mengawal mereka untuk melanjutkan pemberitaan Injil ke Berea. Seperti biasanya rasul Paulus memulai penginjilannya di rumah ibadah orang Yahudi. Ternyata Yahudi di Berea lebih baik hatinya dari Yahudi di Tesalonika. Orang Yahudi di Berea lebih baik walaupun kitab suci mereka sama ditentukan oleh sikap mereka yang berbeda terhadap kitab suci tersebut.
Kalau Yahudi di Tesalonika menolak perintah Allah dalam kitab suci, Yahudi di Berea menerimanya dengan kerelaan hati. Sikap berterima dengan Firman sangat mengindahkan hati dan pikiran orang percaya. Sangat tepat firman Tuhan dalam Mazmur 119:11 “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau” Jadi terimalah Firman Tuhan simpan dalam hati maka karakter akan terbentuk baik dan benar.
Kemudian kelebihan Yahudi Berea adalah mereka menyelidiki kitab suci untuk mengetahui kebenaran agar mereka hidup dalam kebenaran. Keburukan Yahudi Tesalonika adalah mereka membaca dan menyelidiki kitab suci bukanlah mencari kebenaran tetapi mencari-cari bagian tertentu agar mampu membenarkan diri dan menyalahkan orang lain. Bila sikap terhadap firman Tuhan berdampak baik untuk membangun karakter maka marilah kita seperti Ezra. “Bertekad belajar firman Tuhan, melakukan firman Tuhan dan berbagi firman Tuhan kepada orang lain dengan setia” (Ezra 7:10). (MT)