Selasa 27 Februari 2024
MUJIZAT DI PENJARA
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 16:13-40
Sabda Renungan : “Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.” (Kisah Para Rasul 16:26-27)
Sekarang Paulus semakin mengetahui dengan sangat jelas, bahwa Roh Kuduslah yang mengatur perjalanan penginjilannya. Dengan taat dia mengatur perjalanan penginjilannya. Dengan taat dia menyeberang ke Makedonia sesuai dengan tuntunan Roh Kudus bukanlah melarangnya memberitakan Injil, melainkan agar dia mengembangkan daerah pemberitaanya. Kehadirannya bersama dengan Silas di Filipi sangat menguntungkan kerajaan Allah. Tetapi ada juga yang merasa dirugikan, sehingga menuduh mereka pengacau kota sehingga penguasa setempat menjebloskan Paulus dan Silas ke dalam penjara.
Sikap Paulus dan Silas sangat tenang dalam menghadapi ketidakadilan para penguasa yang menjebloskan mereka ke dalam penjara tanpa lebih dulu diadili. Dalam penjara mereka justru melakukan ibadah, pujian dan penyembahan. Allah bertindak menghancurkan sendi-sendi penjara itu melalui gempa setempat, Paulus dan Silas tetap berada di tempat. Roh kuduslah yang menuntun mereka sehingga tak keluar tetapi justru memperhatikan keadaan sekitarnya.
Ternyata kepala penjara merespon kondisi penjara itu dengan berpikir dia akan mendapat hukuman berat sehingga dia mengambil keputusan untuk bunuh diri. Rasul Paulus langsung mengetahui bahwa kejadian tersebut adalah rencana Allah untuk menyelamatkan kepala penjara bersama keluarganya. Rasul Paulus tak menyia-nyiakan kesempatan, dia langsung memberitakan Injil. Pada saat itu juga kepala penjara itu percaya dan berkomitmen untuk mengikuti Yesus, dia dan seluruh keluarganya dibaptis. Tidak ada penjelasan sikap penguasa kepada kepala penjara ini tetapi melalui komitmennya sangat jelas bahwa percayanya kepada Yesus sangat total dan lengkap.
Sangat terlihat bahwa dia sangat fokus kepada Yesus sehingga tidak memikirkan resiko yang mungkin akan segera dihadapi. Dia memiliki iman sejati dalam arti bukan sekedar percaya tentang kebenaran-kebenaran di dalam Kristus, tetapi percaya yang menyebabkan selalu hidup dekat dengan Kristus. Kedekatannya dengan Kristus membuatnya menyerahkan segala persoalannya kepada Kristus. Dia bukan saja mempunyai keyakinan akan kepastian keselamatannya tetapi juga mempunyai keyakinan dan kepastian bahwa Tuhan selalu menyertainya.
Rasul Paulus menjadikan pengalaman luar biasa ini menjadi penyemangat atau tenaga pendorong untuk terus Setia melayani. Paulus menjadi semakin yakin dengan pernyataan imannya, Tuhan mengizinkan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. (MT)