Kamis 22 Februari 2024
PUJIAN LEBIH MENJATUHKAN DARI HINAAN
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 14:1-28
Sabda Renungan : “Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru : Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.” (Kisah Para Rasul 14:14-15)
Rasul Paulus dan Barnabas sangat bersemangat dan berani dalam tugas pemberitaan Injil. Mereka tidak mempertimbangkan kondisi politik dan keadaan masyarakat kota ke mana mereka memberitakan Injil. Saat mereka di kota Ikonium kelompok Yahudi menghasut penduduk melempari mereka, sehingga mereka melanjutkan perjalanan ke kota Listra. Roh Kudus terus menuntun dan mereka taat tuntunan Roh Kudus. Di Listra ada seorang lumpuh percaya Firman yang disampaikan Paulus hingga sembuh seketika membuat semakin banyak orang yang percaya. Penduduk Listra yang adalah penyembah dewa Zeus dan Hermes sangat mengagumi Barnabas dan Paulus. Mereka pun menyembah Barnabas sebagai dewa Zeus dan menyembah Paulus sebagai Hermes.
Rasul Paulus tidak meresponinya sebagai keberhasilan melainkan kegagalan. Para rasul tidak menarik jiwa kepada diri mereka, melainkan membawa jiwa kepada Yesus. Itulah sebabnya rasul Paulus dan Barnabas mengoyakkan pakaian mereka sebagai tanda penolakan terhadap sikap penduduk yang salah itu. Mereka berkata “Kami adalah manusia biasa seperti kamu”. Mereka berusaha mengarahkan penduduk agar menyembah Yesus bukan menyembah mereka. Walaupun mereka melayani disertai mujizat tetaplah mereka manusia biasa. Pujaan kepada diri mereka tak merusak fokus mereka untuk membawa petobat baru kepada Yesus. Rasul Paulus sangat menyadari bahwa sebagai rasul tugas utama mereka adalah meluaskan Kerajaan Allah bukan memperbesar nama mereka. Rasul Paulus dan Barnabas harus bekerja keras mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.
Jadi jelas rasul Paulus sudah memberi keteladanan bagaimana seharusnya sikap para pelayan Tuhan dalam menghadapi keberhasilan. Orang-orang Yahudi menjadi iri hati kepada keberhasilan yang diraih Paulus dan Barnabas. Orang-orang Yahudi yang sengaja datang dari Antiokhia dan Ikonium mempengaruhi penduduk menentang Rasul Paulus. Lalu mereka melempari rasul Paulus dengan batu serta menyeret mereka keluar kota karena menyangka rasul Paulus sudah mati. Rasul Paulus bukanlah mencari-cari penderitaan tetapi dia sudah siap menderita karena sangat wajar bila para pelayan Tuhan mengalami banyak sengsara. Selama umat Tuhan hidup dalam dunia yang memusuhi kebenaran haruslah terlibat dalam peperangan rohani untuk melawan dosa dan kuasa iblis. Hal itu tentu sangat rawan memasuki kesengsaraan. Tetapi seperti para rasul apapun yang terjadi setialah kepada Kristus. (MT)