Sabtu 17 Februari 2024
GEREJA SEMAKIN MEMBUKA DIRI
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 10:44 – 11:18
Sabda Renungan : “Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: ”Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.” (Kisah Para Rasul 11:18)
Setelah Petrus membawa orang non Yahudi kepada Kristus, orang-orang menginterupsi pelayanan itu karena masih sulit bagi orang Yahudi menerima non Yahudi menjadi saudara mereka di dalam Kristus. Tidak mudah bagi Petrus untuk membela diri karena dia sendiri masih bertanya mengenai pelayanannya walaupun sudah mendapat petunjuk dari Allah. Kemudian terjadi lagi bahwa mereka yang bukan Yahudi itu dipenuhi Roh Kudus seperti yang terjadi hari raya pentakosta kepada orang percaya. Walaupun orang percaya dari kalangan Yahudi tercengang melihat kenyataan ini secara perlahan tetapi pasti mereka mulai membuka mata bahwa anugerah keselamatan itu adalah untuk semua orang. Orang Yahudi, orang Samaria dan orang Roma sudah memperoleh anugerah keselamatan.
Dengan terjadinya peristiwa ini maka gereja pun mengalami transisi baru dan menjadi komunitas yang terbuka untuk semua orang tanpa membedakan suku dan bangsa. Dalam Kisah Rasul 1 – 10 sangat jelas Allah sangat kreatif mengubah cara kerja-Nya melalui pelayanan para rasul yang terus berkembang beradaptasi dengan keadaan daerah tempat para rasul dan gereja memberitakan Injil. Tetapi pengalaman Cornelius dan keluarganya menjelaskan walaupun baptisan itu sangat penting bukanlah hal utama dalam karya keselamatan.
Dalam pertobatan Kornelius ini urutannya adalah mendengar firman, percaya kepada Kristus, menerima Roh Kudus lalu dibaptis untuk dipersatukan dengan orang percaya bersatu menyembah Allah. Bersekutu dengan orang non Yahudi adalah suatu pengalaman baru bagi orang percaya Yahudi. Pendapat bahwa non Yahudi adalah kafir menjadi sirna dalam kekristenan. Tradisi yang menganggap non Yahudi harus di Yahudikan lenyap di bawah terang Kristus. Ketika Petrus kembali dan tiba di Yerusalem dia langsung berhadapan dengan kelompok legalistik yang kuat di Yudea yang mengelompokkan dirinya sebagai kelompok umat yang bersunat. Kelompok ini belum memahami hubungan Taurat dengan kasih karunia.
Itulah sebabnya mereka yang legalistik ini sering berselisih dengan Kristen, pemahaman yang menghubungkan Taurat dan Kasih Karunia. Petrus diserang tetapi Petrus membela diri dan bagaimanapun ia hanya berusaha menjalankan perintah Tuhan. Sangat mungkin masih banyak Kristen legalistik sampai sekarang, membuat mereka tidak menikmati kemerdekaan di dalam Yesus Kristus. (MT)