Minggu 11 Februari 2024
MARTIR PERTAMA BAGI GEREJA
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 7:1-60
Sabda Renungan : “Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” (Kisah Para Rasul 7:55-56)
Stefanus adalah seorang dari tujuh orang yang dipilih dan ditahbiskan untuk melaksanakan pelayanan meja yang di kemudian hari disebut diaken. Dalam perjalanan pelayanannya ternyata Stefanus tetap memberitakan Injil dengan sangat bersemangat dan berani. Stefanus adalah seorang yang dipenuhi Roh Kudus, sehingga dia tak akan bisa dihentikan oleh siapapun. Saat penganiayaan kepada orang percaya, semakin gencar Stefanus tampil mengadakan pembelaan kepada iman pengikut Kristus. Dalam pembelaannya Stefanus menunjukkan pemahamannya yang baik tentang sejarah umat Yahudi sebagai umat beriman. Cukup cerdas juga Stefanus menjelaskan bahwa Allah memberikan hukum Taurat untuk melindungi umatnya dari pengaruh kekafiran di sekitar mereka dan supaya mereka menerima berkat-berkat atas ketaatan kepada hukum Taurat.
Dalam klimaks khotbahnya Stefanus menunjukkan bahwa umat Yahudi bukan taat tetapi melawan Allah. Tetapi bangsa itu menolak kesaksian Stefanus dengan keras dan sangat marah. Pada saat Stefanus mulai menyaksikan Yesus yang bangkit dari kematian sebagai Tuhan dan juru selamat kemarahan para pemuka agama memuncak dan mulai melempari Stefanus dengan batu. Sungguh mengenaskan bahwa atas nama Tuhan orang beragama bertindak tidak manusiawi kepada orang baik seperti Stefanus. Tindakan sangat kejam itu terus dilakukan hingga Stefanus mati sebagai martir. Alkitab menjelaskan bahwa Stefanus sempat mengatakan bahwa dia disambut Yesus yang berdiri di sebelah kanan Allah Bapa. Stefanus dengan berani mengakui dan menyaksikan Yesus sebagai Tuhan itulah sebabnya Yesus menyambut dan menghormatinya. Bagi orang Yahudi kematian Stefanus adalah kutukan, tetapi bagi Stefanus kematiannya adalah berkat dan kebahagiaan abadi. Stefanus mati sebagai martir pertama bagi gereja yang memberi dampak yang sangat baik bagi gereja Tuhan. Stefanus meneladani Yesus menghadapi para pembunuhnya berdoa dan memohon pengampunan Allah atas mereka.
Ada seorang pemuda yang bertanya kepada pendeta yang baru saja mendengar khotbahnya mengenai Stefanus martir pertama bagi gereja “Mengapa Allah tidak melakukan sesuatu ketika mereka merajam Stefanus?”. Pendeta itu menjawab “Allah melakukan sesuatu bagi Stefanus, Allah memberinya karunia untuk mengampuni pembunuhnya dan berdoa untuk mereka”. Saulus menyaksikan Stefanus dirajam, tetapi justru berdoa untuk para perajamnya. Suatu yang sangat menyentuh hati Saulus yang di kemudian hari bertemu dengan Yesus. Pertemuan dengan Yesus mengubah Saulus sang penganiaya menjadi Paulus sang Rasul. (MT)