Rabu 07 Februari 2024
MENJADI SESUATU BUKAN KELIHATAN SEPERTI SESUATU
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 5:1-11
Sabda Renungan : “Tetapi Petrus berkata: ”Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?” (Kisah Para Rasul 5:3)
Ada banyak kekecewaan terjadi karena mempunyai usaha ingin kelihatan seperti sesuatu, tetapi ada semangat yang terus berkobar-kobar dari orang-orang yang berusaha menjadi sesuatu. Gereja mula-mula berusaha menjadi sesuatu sebagai bagian dari gereja yang bertumbuh dengan berkemurahan hati mempersembahkan harta mereka untuk memperluas kerajaan Allah. Persembahan jemaat membuat para rasul dapat leluasa memberitakan Injil dari satu daerah ke daerah yang lain. Tidak sedikit jemaat yang menjual tanah dan mempersembahkan hasil penjualannya untuk biaya pemberitaan Injil melalui para rasul. Hal itu mereka lakukan sebagai usaha menjadi bagian dari pemberitaan Injil. Pada saat yang bersamaan Ananias dan Sapira pun melakukan hal yang kelihatannya seperti sesuatu. Usaha yang dilakukan oleh Ananias dan Safira itu adalah “kemunafikan”, artinya mengenakan topeng atau mendramatisir sesuatu perbuatan yang sesungguhnya baik tetapi tujuannya hanyalah sebagai pencitraan belaka.
Dalam hal ini Ananias dan Safira bukan saja tidak ideal atau sekedar gagal bersikap atau berperilaku ideal tetapi Alkitab mengatakan mereka berdusta kepada Roh Kudus. Mereka bersikap munafik atau melakukan kebohongan terencana dan sengaja. Boleh juga dikatakan mereka berusaha membuat orang lain menilai mereka lebih rohani dan lebih baik dari yang sebenarnya.
Dosa kemunafikan Anasias dan Safira dihukum Allah dengan sangat keras dan segera. Dalam hal ini perlu dicatat sebagai peristiwa kasuistik yang tak boleh digeneralisasikan. Pada kasus tertentu pada Perjanjian Baru dalam sejarah keselamatan Tuhan menghukum dosa dengan keras. Melalui kesalahan Ananias dan Safira ini gereja harus terus berjuang untuk mencerminkan kebenaran dan kejujuran dan menjauhkan kepura-puraan. Gereja harus terus berusaha menjadi sesuatu dan menjauhi usaha-usaha untuk kelihatan seperti sesuatu.
Ananias dan Safira mempunyai niat yang baik tetapi perilaku mereka bertentangan dengan niat yang baik itu. Ananias berarti “Allah itu pemurah” tetapi Ananias harus juga mengetahui bahwa “Allah itu Mahakudus”. Safira artinya “Cantik” tetapi ternyata hatinya telah menjadi buruk dirusak oleh dosa. Sangat mudah menyalahkan Ananias dan Safira oleh ketidakjujuran mereka, tetapi hendaklah kita melihat dan menyelidiki hati sendiri apakah perkataan dan tampilan kita senada dengan perilaku dan perbuatan kita. (MT)