Minggu 04 Februari 2024
PEMBERITAAN INJIL DAN MUJIZAT
Bacaan Sabda : Kisah Para Rasul 3:1-26
Sabda Renungan : “Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata: ”Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” (Kisah Para Rasul 3:5-6)
Salah satu ciri Kisah Para Rasul ini adalah terjadinya proses perubahan yang berangsur-angsur dari budaya Israel atau agama Yahudi ke non Yahudi. Perlu waktu yang panjang untuk memahami tempat orang-orang Yahudi di dalam rencana Allah. Proses itu terjadi bersamaan dengan pemberitaan Injil yang pusat beritanya adalah tentang keselamatan dalam Yesus Kristus. Walaupun secara umum Yahudi menolaknya tetapi Injil terus diberitakan hingga keluar dari Yerusalem. Walaupun proses itu memakan waktu yang panjang janji Allah tetap sudah pasti akan tergenapi. Proses perubahan itu terjadi ditandai dengan berbagai mujizat yang menyertai pemberitaan Injil sehingga memudahkan banyak orang percaya kepada Yesus. Saat semakin banyak orang percaya kepada Yesus terjadilah proses perubahan. Pada awalnya orang percaya masih beribadah di bait Allah, itulah sebabnya Petrus pun pergi untuk berdoa di bait Allah.
Saat seorang lumpuh mengharapkan sedekah dari Petrus, Petrus berkesempatan memberitakan dan menyatakan kuasa Kristus kepada orang lumpuh tersebut. Peristiwa penyembuhan orang lumpuh yang terjadi di pintu gerbang bait Allah ini cepat tersebar. Menjadikan penyebaran Injil sangat maju dan semakin banyak orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Orang banyak yang mengetahui bahwa Yesus melakukan berbagai mujizat menyaksikan sendiri bahwa para rasul pun melakukan apa yang dilakukan Yesus, para rasul juga melakukan mujizat dalam nama Yesus. Mujizat penyembuhan itu sangat memperkuat pemberitaan Injil yang dilaksanakan Petrus di serambi Salomo. Petrus mengawali terjadinya penyembuhan kepada orang lumpuh itu dengan pernyataan bahwa dia tak memberi emas atau perak kepada orang lumpuh yang sedang mengemis itu. Petrus tidak memberi apa yang diinginkannya melainkan apa yang sangat dibutuhkan yaitu kesembuhan. Setelah dia sembuh dia menjadi pengikut Kristus dan sudah pasti dia tidak lagi mengemis. Dia tidak bergantung lagi kepada orang lain tetapi menjadi seorang yang mandiri.
Salah satu tujuan Injil diberitakan adalah melepaskan ketergantungan seseorang kepada yang lain supaya menjadi seorang pribadi yang menggantungkan hidupnya kepada Tuhan. Orang yang bersandar kepada Tuhan dengan sendirinya menjadi seorang yang terbentuk mandiri dalam segala aspek kehidupan. Utama adalah kemandirian untuk datang secara pribadi kepada Tuhan untuk terus bertumbuh semakin dewasa. (MT)