Rabu 17 Januari 2024
MENYATAKAN KEPERCAYAAN
Bacaan Sabda : Yohanes 12:1-50
Sabda Renungan : “Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.” (Yohanes 12:42-43)
Melihat perbuatan-perbuatan dan kebijaksanaan Yesus yang tidak dapat dilakukan dan dimiliki semua manusia yang ada, sangat banyak orang yang sudah percaya akan ke-Tuhan-an Yesus. Tetapi mereka tidak mengaku dan tetap menyatakan diri sebagai orang tidak percaya di hadapan umum.
Ada alasan-alasan yang logis membuat mereka tidak berani menyatakan kepercayaan mereka di hadapan umum :
- Alasan yang umum adalah mereka takut dikucilkan dari komunitas keagamaan Yahudi. Pada saat itu para ahli taurat dan orang-orang Farisi sangat mendominasi tatanan kehidupan bermasyarakat. Ahli taurat dan Farisi ini adalah oknum-oknum yang paling menolak Yesus atas dasar pemahaman mereka kepada hukum taurat. Itulah sebabnya banyak orang yang menyembunyikan kepercayaannya kepada Yesus. Dengan kata lain mereka percaya secara diam-diam. Sikap ini dapat juga disebut sebagai sikap tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat di hadapan manusia.
- Alasan-alasan lainnya adalah mereka takut kehilangan akan kehormatan dari manusia. Dalam hal ini mungkin saja mereka adalah orang-orang yang berstatus terhormat atau berkedudukan tinggi di tengah masyarakat. Jadi mereka justru lebih mementingkan kehormatan dari manusia daripada kehormatan dari Allah. Tetapi bila ditinjau dari aspek iman Kristen orang banyak itu tidak mau percaya secara terus terang atau dengan sungguh-sungguh adalah merupakan keputusan dan sikap yang salah sehingga Allah pun mengeraskan hati mereka sehingga betul-betul menjadi tidak percaya. Tetapi kekerasan hati mereka bukanlah hal yang permanen, karena karya Roh Kudus dalam hidup melembutkan hati yang akan membuat mereka suatu saat akan percaya. Sepanjang sejarah dunia akan tetap dihuni orang-orang yang akan selalu takut kehilangan kehormatan, kehilangan kesempatan sehingga mengikuti kemauan penguasa atau keinginan mayoritas.
Jadi perlulah pencinta Tuhan dan pencinta kebenaran harus berjuang untuk mempunyai sportifitas dalam menentukan pilihan hidupnya. Dan jangan lupa juga adanya karya dan karunia Allah yang menuntun umat-Nya agar tetap menjadikan kebenaran dan kehendak Tuhan sebagai dasar dalam nenentukan arah hidupnya. Para pengikut Kristus tetaplah menjadikan Kristus yang utama dalam hidup sehingga tidak menyimpang kepada sikap menyenangi pujian manusia lebih dari melakukan kehendak Allah. Bila lebih menyukai kehormatan manusia dari kemuliaan Allah adalah merupakan kerugian mutlak. (MT)