Kamis 04 Januari 2024
YESUS MENYUCIKAN BAIT ALLAH
Bacaan Sabda : Yohanes 2:12-25
Sabda Renungan : “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (Yohanes 2:16-17)
Penghargaan umat Israel terhadap bait Allah cukup tinggi karena menganggapnya sebagai tempat yang kudus. Tetapi dengan melajunya sejarah penghargaan itu menjadi merosot yang ditandai dengan kebiasaan menyalahgunakan bait Allah. Tempat yang dimaknai sebagai rumah doa dan rumah ibadah berubah fungsi menjadi tempat jual beli untuk memperoleh keuntungan pribadi. Yesus masuk bait Allah pada hari sabat dan memberitakan firman Allah adalah bukti ketertarikan-Nya kepada bait Allah. Yesus sangat marah menyaksikan perubahan fungsi bait Allah. Pihak pengelola bait Allah memberi izin kepada para pedagang di halaman depan bait Allah. Hal itu menjadikan bait Allah sudah berubah fungsi menjadi pasar rakyat yang menjadi ramai dan kotor karena ada juga yang berjualan hewan. Kemungkinan besar para imam pengawas bait Allah mendapat keuntungan dari transaksi jual beli di halaman bait Allah. Keadaan ini sangat mengecewakan Yesus, Dia pun secara spontan mengadakan pembersihan dengan cara mengusir para pedagang dan harus pula membawa barang dagangannya.
Dalam hal ini Yesus membersihkan bait Allah dari unsur-unsur yang tidak ada kaitannya dengan hal-hal kerohanian. Dalam hal ini Yesus bukanlah mengatakan berdagang itu salah, tetapi berdagang dalam bait Allah untuk memperoleh keuntungan pribadi atau memperkaya diri. Sikap Yesus ini adalah merupakan sikap menyadarkan bahwa bait Allah adalah milik Allah Bapa-Nya bukan milik para imam dan ahli taurat. Mungkin saja ada alasan bahwa berdagang adalah untuk mendanai bait Allah namun prinsip dan fungsi bait Allah tidak boleh dikorbankan. Para hamba Tuhan tetaplah menjadi hamba Tuhan yang walaupun membutuhkan uang untuk melanjutkan hidupnya jangalah menjadikan persembahan jemaat untuk memperkaya diri. Demikian pula jemaat janganlah masa bodoh terhadap kebutuhan hidup para pelayan Tuhan agar gereja tetap menjadi gereja dengan prinsip dan fungsinya. Para hamba Tuhan dan jemaat hendaklah bersama saling bahu membahu untuk mendanai agar terjamin operasional gereja lokal.
Setelah Yesus menyucikan bait Allah dari praktek-praktek yang menyimpang barulah Dia memasuki bait Allah. Sejak saat itu kebencian para tokoh agama Yahudi terus bertahan kepada Yesus. Para murid pun mengingat firman Tuhan yang tertulis “Cinta akan rumah-Mu, menghanguskan Aku”. (MT)