Jumat 28 April 2023
HIDUP SIA-SIA DI LUAR TUHAN
Bacaan Sabda : Pengkhotbah 1-2
“Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” (Pengkhotbah 1:2-3)
Kitab Pengkotbah ini adalah merupakan ungkapan raja Salomo tentang kehidupan yang dijalaninya dalam bentuk penyesalan, sehingga terkesan sinis terhadap perjalanan hidupnya dengan perkataan sia-sia, segala sesuatu sia-sia, ya hidupnya dinilai sendiri sebagai suatu kesia-siaan. Pengkhotbah ini ditulis raja Salomo pada masa tuanya, mungkin saja menjelang kematiannya, sehingga dia menilai segala sesuatu yang diperbuatnya hanyalah sesuatu yang tak berguna karena dia terperangkap kepada dosa dan kesalahan besar yang tak terkendali.
Segala sesuatu perolehan terbesar yang didambakan seorang manusia di bumi ini telah diperolehnya. Dia mempunyai kesenangan dunia yang lengkap tetapi baginya hanyalah kesia-siaan. Dia mempunyai hikmah tetapi menjadi kesia-siaan, karena tidak menerapkan hikmat itu kepada dirinya sendiri, dia mempunyai kuasa, kekayaan tetapi baginya semua hanyalah kesia-siaan belaka karena semua diabdikan untuk diri sendiri.
Pada saat berada di puncak kekuasaan, kemewahan dan kekayaan tak terkira Salomo terperangkap kepada kemerosotan rohani sehingga baginya semua pencapaiannya menjadi hal yang sia-sia. Salomo menyesali sikap memperoleh kebahagiaannya melalui pencapaian materialisme, kesenangan seks tak terkendali dan tak bermoral tetapi penyesalan sudah merupakan hal yang sia-sia pula. Dia sepertinya menyampaikan semua penyesalannya sebelum dia wafat. Dan penyesalannya sesungguhnya adalah peringatan dan nasehat penting kepada anak muda sepanjang zaman.
Dia juga ingin menghancurkan semua harapan palsu semua umat manusia kepada dunia sekuler karena semua hanyalah kesia-siaan belaka. Usaha untuk mencapai kebahagiaan bila terlepas dari Allah adalah hal yang sia-sia. Ada banyak komentar mengenai kelayakan Kitab Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung dimasukkan sebagai bagian dari Alkitab mengingat kemerosotan moral raja Salomo. Itulah unik dan jujurnya Alkitab yang tidak menutup berbagai dosa yang dilakukan para tokoh-tokohnya. Salomo memberi kesaksiannya dengan mengungkapkan penyesalannya agar jangan seorang pun meniru kelakuannya.
Nilai kehidupan telah diberikan kepada umat Tuhan melalui Amsal. Artinya dia tidak menyimpan hikmat yang dia terima dari Allah itu untuk dirinya sendiri. Dia membagikannya agar semua mengetahui dan menerapkannya dalam hidup masing-masing. Jangan seperti dirinya yang gagal menerapkan pada dirinya sendiri sehingga terperangkap kepada kesia-siaan hidup. (MT)