Rabu 22 February 2023
HIDUP DI DUNIA HANYA SEMENTARA
Bacaan Sabda : Mazmur 38-39
“Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Sela” (Mazmur 39:5-6)
Jeritan hati pemazmur dalam pasal 38 adalah jeritan kesakitan yang parah berdoa untuk menerima kesembuhan dari Tuhan. Pemazmur sangat meyakini bahwa penyakit yang dideritanya adalah merupakan hukuman Allah atas dosanya. Sakit tidak selalu harus dihubungkan dengan dosa tetapi sering juga terjadi kepada umat Tuhan. Jangan selalu menuduh orang sakit sebagai akibat dosanya tetapi bila diri sendiri yang sakit perlu juga memeriksa diri sendiri apakah penyakit yang kita tidak ada hubungannya dengan dosa. Pemazmur merasa bahwa dia sakit karena jauh dari Tuhan atau sengaja menjauh dari Tuhan. Biasanya dosa yang disengaja berakibat kehilangan persekutuan dengan Allah dan kehilangan kepekaan terhadap kehadiran Allah.
Makmur 39 adalah kelanjutan dari Mazmur 38. Kesadaran akan dosa membuatnya menjaga diri supaya tidak berdosa. Dosa adalah merusak persekutuan dengan Allah sebab itu perlu upaya keras untuk mengontrol perkataan dan tindakan supaya tidak terjatuh dalam dosa. Dan apabila terjatuh cepat-cepatlah meninggalkan dosa agar tidak hidup dalam dosa. Salah satu kerinduan pemazmur adalah jangan sampai mati dalam dosa. Pada saat menderita sakit biasanya manusia sadar akan fakta adanya kematian. Seperti pemazmur yang sudah memanjatkan Mazmur memohon kesembuhan segera, juga memohon agar Tuhan memberitahukan kapan ajalnya tiba. Dia betul-betul mengakui kematian pada saatnya akan tiba untuk semua orang tetapi waktu tepatnya tidak seorang pun mengetahuinya. Dalam hal ini Daud memohon bantuan Tuhan agar menginsafi umurnya yang pendek saja di bumi ini.
Kita semuanya membutuhkan kesadaran yang dalam akan pendeknya umur kita di bumi ini. Dalam kesempatan yang sungguh singkat itu hendaklah diisi dengan karya-karya yang baik, benar dan berguna. Sudah sangat banyak waktu digunakan untuk hal-hal duniawi tanpa memikirkan hal-hal utama dalam hidup karena berhubungan dengan nilai-nilai kekekalan. Untuk lebih tegasnya bahwa dalam waktu yang singkat ini harus menolak cara-cara hidup kefasikan. Walaupun harus dengan perjuangan hidup maksimal waktu yang singkat itu harus terisi dengan perbuatan yang bersandar kepada kebenaran yaitu firman Tuhan. Semua umat Tuhan haruslah sadar betapa singkatnya hidup sehingga harus selektif memilih kegiatan atau perbuatan yang berkenan kepada Tuhan. (MT)