Kamis 12 Januari 2023
AYUB SEMAKIN SETIA
Bacaan Sabda : Ayub 6-7
“Itulah yang masih merupakan hiburan bagiku, bahkan aku akan melompat-lompat kegirangan di waktu kepedihan yang tak kenal belas kasihan, sebab aku tidak pernah menyangkal firman Yang Mahakudus. Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar?” (Ayub 6:10-11)
Ayub mengungkapkan perasaannya dengan suatu pernyataan. “Karena anak panah dari Yang Mahakuasa tertancap pada tubuhku, dan racunnya diisap oleh jiwaku; kedahsyatan Allah seperti pasukan melawan aku.” (Ayub 6:4). Dalam hal ini Ayub sangat menyadari bahwa penderitaannya itu datang dari Allah dan setidak-tidaknya terjadi atas seijin Allah yang pasti adalah Allah mengetahui penderitaannya. Dan yang paling tegasnya lagi Allah betul-betul menentangnya dan dia berusaha mencari tahu penyebab Allah menentangnya. Dalam banyak fakta yang dialami oleh umat Tuhan adalah sementara sedang sungguh-sungguh bersemangat menyenangkan hati Tuhan justru mengalami hambatan dalam bentuk kesukaran dan kesulitan hidup. Bila hal itu terjadi jangan menyerah kepada pemikiran bahwa Allah tidak mempedulikanmu. Sudah pasti saudara tidak mengetahui mengapa Allah membiarkan hal itu terjadi.
Dengan mempelajari kehidupan Ayub kita mengetahui bahwa Allah sendiri berinisiatif memberi kekuatan, ketabahan dan keteguhan hati serta memberi tuntunan dan perlindungan sehingga akan berakhir dengan kemenangan yang gemilang. Ayub betul-betul sangat gugup dan bingung merespon bencana mendadak yang menimpanya. Sahabat-sahabatnya berusaha mencari kesalahan tersembunyi darinya yang membuatnya terhukum. Ayub pun berusaha juga mengoreksi diri, karena sesungguhnya dia pun sadar diri akan keterbatasannya.
Tetapi dalam kebingungannya dia tidak pernah menyangkal firman Tuhan. Penghiburan utama Ayub dalam penderitaannya adalah dia tetap setia kepada Tuhan dan tak menyangkal Firman-Nya. Ayub tetap tidak menemukan dosa pada dirinya yang seimbang dengan penderitaannya, karena dia selalu berusaha dan berjuang keras untuk terus menghormati dan menyembah Tuhan di tengah penderitaannya. Itulah yang membuatnya mampu bersukacita bersama dengan kepedihan hatinya.
Kehadiran sahabat-sahabatnya yang menuduhnya menyembunyikan dosa tak menghiburnya. Itu sebabnya Ayub memilih berpaling dari sahabat-sahabatnya dan memandang kepada Allah. Berdoa kepada Allah adalah pilihan tepat saat menghadapi penderitaan. Ayub sangat tertekan karena kehilangan kekayaan, anak-anak dan kesehatan. dia merasa terasing dan ditinggalkan Allah. Tetapi dia tidak kehilangan jiwa dan akal sehat karena tetap berpegang teguh kepada janji dan firman Allah tanpa disadari sesungguhnya Ayub terbentuk semakin kuat. (MT)