Jumat 23 Desember 2022
KELAHIRAN SANG JURUSELAMAT
“Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” (Lukas 2:6-7)
Kelahiran sang Juluselamat adalah peristiwa terbesar dalam semua sejarah, tetapi terjadi dalam keadaan yang sangat sederhana. Dia adalah raja atas segala raja tetapi kelahiran-Nya tidak layaknya sebagai kelahiran seorang raja. Kelahiran-Nya bukanlah merupakan suatu kehinaan melainkan suatu petunjuk dari kenyataan bahwa Dia Yang Maha Besar lahir dalam kesederhanaan sebagai wujud dari kerendahan hati-Nya. Nabi Mikha telah menubuatkan bahwa Dia lahir di kota kecil Betlehem (Mikha 5:1).
Dalam hal ini perlu dipahami Yesus lahir di Betlehem bukanlah suatu keterpaksaan, karena Allah sudah memakai nabi Mikha untuk menubuatkannya, tetapi Allah memakai nabi Mikha menubuatkannya karena Allah sudah mengetahui hal-hal yang terjadi jauh ke depan termasuk tempat kelahiran Yesus. Hal itu penting agar manusia mengetahui bahwa kelahiran Yesus sebagai juruselamat manusia telah terencana dengan sempurna. Allah sudah mengetahui waktu tepatnya Kaisar Agustus mengadakan sensus penduduk sehingga Yusuf dan Maria harus kembali ke Betlehem tanah kelahiran mereka bertepatan pada hari kelahiran Yesus. Allah sudah mengetahui bahwa kondisi di Betlehem pada hari kelahiran Yesus membuat Yesus lahir di sebuah kandang domba. Allah tidak mencegahnya, walaupun Allah berkuasa untuk melakukannya. Melalui hal-hal sederhana seperti ini semakin memberi penjelasan bahwa Allah tepat memakai Yusuf dan Maria menjadi ayah dan ibu Yesus. Mereka adalah pekerja keras yang baik hati yang sudah terbiasa menghadapi kesulitan dan kesukaran dalam hidup.
Tetapi sesungguhnya fakta kelahiran Yesus akan selalu memberi pesan yang sangat indah bagi semua pengikut Kristus setiap Natal tiba:
- Pertama, Natal adalah kekuatan yang ada dalam kesederhanaan. Betlehem adalah kota sederhana, kandang domba adalah rumah sederhana dan Palungan adalah pembaringan yang sederhana. Tetapi Yesus dan Maria telah membuatnya menjadi tempat yang menyenangkan bersih dan asri sehingga Yesus lahir dengan sehat dan selamat.
- Kedua, Natal adalah keindahan yang timbul dari kesahajaan dan kerendahan hati. Raja di atas segala raja tetaplah raja yang Maha Tinggi walaupun hadir di tengah yang sederhana. Tempat dan keadaan tak akan mengubahnya justru kehadiran-Nya lah yang mengubah tempat dan keadaan menjadi indah dan menyenangkan.
Yusuf dan Maria rela menderita melalui perjalanan panjang yang melelahkan. Mereka rela memasuki kandang domba sebagai penginapan. Tetapi di situlah Yesus lahir. Kemuliaan dinyatakan. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi. Dan damai di bumi di antara manusia yang diperkenan-Nya. (MT)