Kamis 22 Desember 2022
KELAHIRAN SANG PELOPOR
“Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: ”Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” (Lukas 1:59-60)
Pesan Allah melalui malaikat kepada Zakaria tentang kelahiran Yohanes, tepat tak ada setitikpun yang meleset. Ketidakpercayaan Zakaria adalah masalah Zakaria dan dia telah menanggung konsekuensi akibat ketidakpercayaannya. Allah menepati janji-Nya setelah tepat waktu-Nya anak itu lahir. Zakaria melaksanakan perintah Allah dengan menamai anak itu Yohanes. Zakaria pun langsung bicara dengan jelas setelah 9 bulan dalam kebisuan.
Mentaati firman Allah selalu memberkati orang-orang yang mentaati-Nya. Kejadian ini cukup menggemparkan dan mulai membuat orang Yahudi meyakini lagi bahwa Allah tetap ada di tengah umat-Nya. Kepeloporan Yohanes sudah mulai saat dalam kandungan dan kelahirannya. Tentu yang paling berbahagia adalah Zakaria, ayah sang pelopor. Zakaria yang sedang berbahagia menyambut kehadiran anaknya penuh dengan Roh Kudus dan bernubuat (Lukas 1:67). Lukas menjelaskan saat dan menjelang kelahiran Yesus, Roh Kudus menguasai dan memenuhi beberapa orang penting yang mempunyai hubungan dengan kelahiran Yesus.
Zakaria adalah salah satunya dipenuhi dan dikuasai Roh Kudus yang dilanjutkan dengan bernubuat. Nubuat Zakaria itu bukanlah hal yang baru tetapi merupakan nubuat pengulangan para nabi sebelumnya. Zakaria tidaklah menubuatkan pekerjaan anaknya setelah besar, melainkan menubuatkan tujuan kedatangan Yesus ke dunia untuk melepaskan manusia dari hukuman akibat dosa. Zakaria menubuatkan pula pekerjaan anaknya sebagai pelopor tetapi kepeloporan anaknya pun bukanlah untuk kepeloporannya, tetapi justru mengarahkan umat untuk tertuju kepada Yesus yang dipeloporinya.
Yohanes Pembaptis adalah nabi Allah yang Maha Tinggi yang berjalan mendahului Tuhan. Pelopor adalah pendahulu atau perintis jalan tetapi yang terutama adalah orang yang berjalan pada jalan yang sudah dirintisnya. Yohanes sang pelopori itu bertambah besar dan rohnya semakin kuat. Dia tinggal di padang gurun dan tampil lagi mendahului Yesus sebagai pelopor atau suara yang menyuarakan pertobatan barulah Yesus tampil untuk mengajar di hadapan umum. Yohanes lahir mendahului kelahiran Yesus dan berkhotbah di padang gurun mendahului khotbah dan pengajaran Yesus. Yohanes adalah pelopor sejati yang bersedia dilupakan. Sebagai pelopor yang sangat bahagia saat penghormatan tertinggi diberikan kepada Yesus yang dipeloporinya. Yohanes adalah pelopor yang siap berkurang dan bila perlu hilang, asal Yesus yang dipeloporinya semakin bertambah besar, dipuji dan dipermuliakan. Semua hamba Tuhan hendaklah pelopor sejati yang siap dilupakan asal saja Yesus dimuliakan. (MT)