Rabu 21 Desember 2022
PERTEMUAN YOHANES DENGAN YESUS
“Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan”. (Lukas 1:43-45)
Dalam keadaan hamil, Maria berjalan menuju rumah Elisabet, karena Elisabet adalah bibi Maria. Kemungkinan besar Maria yang tetap setia menyimpan Firman dalam hatinya mau berbagi dan mencurahkan isi hatinya kepada Elisabet. Ternyata kehadiran Maria disambut Elisabet secara luar biasa dengan menyatakan 3 pernyataan yang sangat mempengaruhi Maria dan membuat Maria yang sudah percaya semakin memperoleh kepastian :
- Elisabet mengatakan “Ibu Tuhanku datang mengunjungi aku”. Elisabet meneguhkan pernyataan malaikat bahwa bayi yang dikandung Maria adalah Yesus juruselamat manusia atau “Tuhanku”. Hal yang sama ini diyakini Maria, diteguhkan oleh Elisabet membuat Maria tidak perlu lagi mencurahkan isi hatinya kepada Elisabet. Maria boleh saja dicurigai banyak orang sebagai perempuan murahan yang hamil di luar nikah, tetapi pertemuannya dengan Elisabet cukup baginya tak terganggu lagi oleh banyaknya tudingan atas dirinya. Karena bagi Maria kata Tuhan dan rencana Tuhan atas dirinya adalah hal terpenting. Pandangan dan pendapat orang terhadap dirinya tak menyurutkan sikap imannya terhadap firman Tuhan. Sepanjang zaman tuduhan terhadap Ketuhanan Yesus pasti selalu ada bahkan cenderung semakin gencar, tetapi cara Allah mewujudkan janjinya tertata sangat rapi melalui sejarah yang jelas sehingga tidak mempercayainya dapat dikatakan sebagai pengkhianatan kepada fakta sejarah kerajaan Allah, dan hukumannya adalah binasa atau tidak memperoleh keselamatan.
- Pertemuan istimewa itu membuat anak yang ada di rahim Elisabet melonjak kegirangan menyambut Maria. Jadi dapat disimpulkan pertemuan istimewa itu adalah pertemuan antara Yohanes pembaptis dengan Tuhan Yesus. Dalam hal ini jelas bahwa sejak di dalam kandungan Yesus sudah memberi pesan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Pesan abadinya adalah pertemuan dengan Yesus secara pribadi akan selalu berdampak terciptanya sukacita, kegirangan dan kebahagiaan.
- Kebahagiaan sejati bersumber dari percaya kepada firman Tuhan, karena firman Tuhan pasti akan terlaksana. Pernyataan-pernyataan Elisabet betul-betul tidak berasal dari pendapat dan pikirannya sendiri melainkan bersumber dari Roh Kudus. Elisabet hanyalah seorang perempuan lanjut usia, tetapi dipakai Allah bukan hanya melahirkan Yohanes sang pelopor, tetapi menyuarakan kebenaran yang didasarkan pada bukti-bukti nyata sehingga layak untuk dipercaya. (MT)