Sabtu 17 Desember 2022
PERTOBATAN DAN KESETIAAN
Bacaan Sabda : Nehemia 9:1-37
“Mereka menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah Kaubuat di antara mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka.” (Nehemia 9:17)
Pada pasal ini memberi penjelasan bahwa pertobatan umat setelah kebangun rohani sangat mendalam dan bertahan. Mereka melanjutkan pertobatan itu dengan hidup mencari Allah atau membangun hubungan yang semakin dekat dengan Allah. Mereka berdoa dan berpuasa dan merendahkan diri dihadapan-Nya. Mereka sama seperti ucapan Yesus mengenai kebahagiaan pada ajaran-Nya, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Matius 5:3). Miskin di hadapan Allah adalah kesabaran akan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan rohani, sehingga membutuhkan hidup, kuasa dan kasih karunia yang datang dari Roh Kudus. Untuk hidup setia kepada Allah agar mewarisi kerajaan Allah. Kemudian kemiskinan di hadapan Allah adalah mengenal akan keterbatasan diri sendiri sehingga untuk hidup berkemenangan dan hidup dalam berkat Allah haruslah terus berharap dan bersandar kepada Allah.
Nehemia sangat bahagia melihat fakta pertobatan umat dan berharap keadaan itu terus bertahan jangan sampai menjadi pertobatan sesaat saja. Untuk menyampaikan harapannya itu Nehemia memanjatkan doa yang sangat panjang. Doa ini dipanjatkan di hadapan umat sehingga doa selain untuk pernyataan iman dan pengakuan atas karya dan kuasa Allah, berfungsi juga mengajar umat agar belajar dari perjalanan sejarah umat Israel. Nehemia membeberkan sejarah Israel yang dimulai dari penciptaan, panggilan Abraham, Ishak dan Yakub, sejarah terbentuknya bangsa Israel di Mesir.
Kemudian mereka bebas dari perbudakan Mesir, peristiwa laut Teberau, pengembaraan selama 40 tahun di padang gurun dan memasuki Kanaan. Dilanjutkan sejarah raja-raja Israel dan bermunculannya para nabi. Kejahatan umat terhadap penyembahan berhala hingga terbuang selama 70 tahun di negeri pembuangan. Hal ini menunjukkan bahwa di negeri pembuangan Nehemia terus belajar mengenai kehidupan sejarah Kerajaan Allah dan hidup sebagai warga Kerajaan Allah.
Jadi mengizinkan terbuang selama 70 tahun, Allah mempunyai tujuan yang jelas kepada umat-Nya. Umat-Nya terbuang dan keluar dari Yerusalem ternyata tidakkah terbuang dari hadapan Allah. Nehemia bekerja dalam waktu yang cukup lama untuk menolong orang Yahudi agar terus setia kepada Allah. Doa Nehemia dikabulkan, selama hidupnya dikelilingi oleh umat yang tetap setia kepada Allah. (MT)