Kamis 15 Desember 2022
MENGENAL UTUSAN TUHAN
Bacaan Sabda : Nehemia 6-7
“Lalu aku mengirim utusan kepada mereka dengan balasan: ”Aku tengah melakukan suatu pekerjaan yang besar. Aku tidak bisa datang! Untuk apa pekerjaan ini terhenti oleh sebab aku meninggalkannya dan pergi kepada kamu! Sampai empat kali mereka mengirim pesan semacam itu kepadaku dan setiap kali aku berikan jawaban yang sama kepada mereka.” (Nehemia 6:3-4)
Sanbalat, Tobia dan Gosyem tidak berhenti meneror Nehemia walaupun tembok Yerusalem sudah selesai dibangun. Berbeda cara mereka untuk meneror yaitu mengundang Nehemia datang untuk mengadakan pertemuan atau perundingan. Caranya tidak lagi frontal tetapi cara lebih bersahabat. Mungkin saja bila Nehemia datang segera ditangkap atau mungkin saja dibunuh. Tetapi Nehemia memberi jawaban yang tegas dan jelas “Aku tengah melakukan suatu pekerjaan besar”. Sampai 4 kali diundang Nehemia memberi jawaban yang sama. Ada kemungkinan Nehemia curiga karena melihat niat jahat di balik undangan itu, bisa juga Roh Kudus menuntunnya untuk menolak. Tetapi yang paling menarik adalah jawaban Nehemia ini bukanlah alasan semata untuk menolak tetapi faktanya adalah dia sedang mengerjakan pekerjaan yang besar.
Nehemia menghargai bahwa dia sedang melakukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan kehendak Allah. Sungguh suatu sikap yang benar dan tepat kepada suatu tugas yang kita yakini bahwa tugas yang sedang kita kerjakan bila itu adalah merupakan ketaatan kepada Allah maka itu adalah pekerjaan yang besar, kita tidak akan meninggalkannya hanya untuk suatu undangan yang tidak jelas tujuannya. Hal ini menjadi pesan penting buat seluruh umat Tuhan dan tetaplah mempunyai penghargaan mengenai kebesaran pekerjaan yang untuknya umat-Nya terpanggil.
Mungkin saja dalam pandangan dunia kecil dan kurang berarti tetapi haruslah kita melihat kebesaran kasih, kuasa dan tujuan Allah ada di dalamnya. Seperti Nehemia sangat menghargai membangun kembali tembok Yerusalem karena melihat dengan jelas ada tujuan Allah yang jelas dan besar dalam pekerjaan itu. Tobia melanjutkan memakai siasat baru dengan memakai semaya mengajak Nehemia bertemu di rumah Tuhan. Semaya mengaku bahwa dia utusan Tuhan. Tetapi ajakannya memasuki rumah Tuhan pada waktu yang tidak tepat adalah merupakan perbuatan yang bertentangan dengan firman Tuhan. Nehemia langsung mengetahui bahwa dia bukanlah utusan Tuhan. Semua yang mengaku bahwa dirinya adalah utusan Tuhan haruslah diuji dengan firman Tuhan.
Itulah sebabnya umat Allah haruslah mempunyai kearifan untuk menilai watak orang, apakah dia berlaku sesuai standar firman Allah supaya tidak mudah tertipu. Karena pada akhir zaman ini terulang lagi nabi-nabi palsu dan nabi-nabi yang suka menakut-nakuti. Sebab itu haruslah kita seperti Nehemia yang setia kepada Tuhan dan firman-Nya. (MT)