Sabtu 10 Desember 2022
PEMISAHAN RADIKAL
Bacaan Sabda : Ezra 9-10
“Karena sungguhpun kami menjadi budak, tetapi di dalam perbudakan itu kami tidak ditinggalkan Allah kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat kelegaan untuk membangun rumah Allah kami dan menegakkan kembali reruntuhannya, dan diberi tembok pelindung di Yehuda dan di Yerusalem.” (Ezra 9:9)
Setibanya di Yerusalem Ezra sangat bahagia. Tetapi kebahagiaannya menjadi sirna setelah melihat fakta bahwa umat yang ada di Yerusalem ternyata tidak setia kepada Allah. Akibatnya kehidupan umat di pembuangan walaupun jadi budak lebih baik dan lebih setia dari umat yang berada di Yerusalem. Bukti paling nyata adalah merajalelanya perkawinan campuran di Yerusalem. Hal itu cukup menyesakkan dada Ezra sehingga dia mencabut rambut dan jenggotnya sebagai sikap sangat sedih dan campur marah untuk mengkritik umat yang berada di Yerusalem. Hal itu juga mengajak umat untuk mengetahui kesalahan dan mohon ampun kepada Allah.
Ada hal yang bila ditinjau dari sudut iman Kristen tanpa meninjau situasi pada zaman Ezra tentu hal itu menyimpang dari kebenaran. Hal yang dimaksud adalah mengusir dan menceraikan semua perempuan non-Israel yang sudah dinikahi oleh umat Israel karena hal itu jalan satu-satunya cara membersihkan umat dari pengaruh penyembahan Berhala. Hal itu tentu tidak mudah bagi para suami hingga ada perintah agar mereka menguatkan hati dan bertindak. Pada saat itu menikahi perempuan asing adalah merupakan tindakan yang tidak setia kepada Allah. Kemudian menceraikan istri-istri asing diperlukan untuk menjaga kemurnian mereka sebagai umat pilihan Allah.
Perceraian di sini adalah merupakan pemisahan radikal yang terpaksa dilakukan menghentikan dampak penyembahan berhala. Dalam terang Perjanjian Baru ada juga larangan supaya tidak menikah dengan pasangan yang berbeda iman. Tetapi kalau sudah terjadi bukan dipisahkan tetapi dibina agar orang beriman mengkuduskan pasangan tak seiman tersebut. Jadi tindakan Ezra dan masyarakat Israel ini jangan dipandang sebagai standar bagi umat Allah Perjanjian Baru. Ezra yang lahir dan besar di negeri pembuangan ternyata tumbuh menjadi ahli kitab yang mahir hukum Taurat. Berarti di negeri pembuangan walaupun umat Allah diperbudak mereka tetap memelihara kehidupan iman mereka dengan baik. Kemungkinan besar tidak terjadi perkawinan campuran di negeri pembuangan. Ada tanda-tanda bahwa kehidupan iman umat di negeri pembuangan lebih baik daripada kehidupan umat yang tinggal di Yerusalem.
Jadi jelas bahwa Allah membuang Yehuda ke negeri Babel dan Persia selama 70 tahun bertujuan untuk menjaga kelangsungan kehidupan Iman umatnya.(MT)