Senin 05 Desember 2022
TETAPLAH SETIA
Bacaan Sabda : Ezra 1-2
“Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini” (Ezra 1:1)
Secara kronologis kitab Ezra adalah kelanjutan dari kitab Tawarikh. Itulah sebabnya kitab Tawarikh dengan Ezra adalah tulisan Ezra yang dapat diterima secara tradisi. Dalam akhir Tawarikh sudah disinggung secara global fakta sejarah bahwa Yehuda dikembalikan ke Yerusalem setelah 70 tahun berada di negeri pembuangan. Sedang dalam kitab Ezra ditulis secara detail kisah pengembalian dari negeri pembuangan itu dalam tiga tahap dalam rentang waktu yang sangat panjang. Sejarah ini adalah merupakan fakta yang cukup diketahui sebagai bagian dari sejarah dunia. Tetapi dalam Alkitab bukan saja mencoba memberi informasi sejarah kepada manusia tetapi menjelaskan secara terang benderang bahwa Allah berkarya dalam dan melalui sejarah kehidupan manusia dan sejarah bangsa-bangsa. Allah itu bukanlah suatu hasil filsafat dan pemikiran manusia yang didoktrinkan, bukan pula pribadi yang mewahyukan diri kepada seorang manusia. Alkitab itu hadir dalam sejarah manusia dan mewahyukan diri kepada banyak orang dalam rentan waktu yang panjang melalui fakta sejarah manusia dan bangsa-bangsa secara nyata. Hal ini menjadi alasan yang sangat kuat bagi manusia untuk mempercayai Allah dan mempercayakan diri untuk tetap berada dalam penguasaan dan pimpinan Allah.
Yehuda kembali ke Yerusalem adalah merupakan tindakan Allah yang dimulai dengan menggerakkan hati Koresy, Raja Persia. Allah berdaulat penuh untuk merendahkan dan mengangkat penguasa untuk melakukan kehendak-Nya. Allah mengeraskan hati Firaun dan Nebukadnezar, tetapi Allah melembutkan hati Koresy dan Darius agar rencana agung-Nya untuk menciptakan kebebasan dan pemulihan umat-Nya terlaksana. Allah berdaulat mengangkat dan mengarahkan pemimpin internasional supaya firman-Nya tergenapi dan maksud dan tujuannya tercapai. Kadang-kadang Allah mengizinkan hamba-Nya teraniaya agar terbukti kebenarannya melalui perjuangan hamba-hamba-Nya.
Ada hal yang harus selalu dilakukan umat-Nya dengan setia tiada jemu yaitu berseru dan berseru, bila perlu bertalu-talu kepada Allah yang Maha Kuasa dan Maha Tahu. Berseru bukan karena jauh, bukan pula sekedar mengadu melainkan agar hati terpadu agar Dia dan kita terpadu menjadi satu, tak ada satupun kuasa membuat Dia dengan kita menjadi jauh. Berseru kepada-Nya justru membuat hubungan semakin dekat dan itu adalah merupakan berkat yang terbesar. Dia akan selalu ada dalam sejarah hidup umat yang berseru kepada-Nya. (MT)