Kamis 01 Desember 2022
UMAT YANG BERTOBAT
Bacaan Sabda : 2 Tawarikh 32:1-33
“Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka. Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka TUHAN tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia.” (2 Tawarikh 32:25-26)
Alkitab menjelaskan panjang lebar mengenai tindakan-tindakan Hizkia sebagai pembaharu iman umat Yahudi yang sangat berhasil. Umat Yahudi mengalami kebangunan rohani karena terjadi hujan pertobatan setelah lama hidup dalam kegelapan dan kejahatan pada pemerintahan raja Ahas. Setelah Yahudi mengalami pembaharuan iman, umat menerima anugerah berkat yang melimpah dari Allah. Setelah keadaan Yehuda benar di hadapan Allah Sanherib raja Asyur menyerbu Yehuda. Kesetiaan Hizkia diuji melalui kesulitan besar karena Asyur dalam kekuasaan Sanherib adalah bangsa yang besar dan kuat yang jauh melebihi Yehuda.
Kepahlawanan raja Hizkia sebagai pemimpin umat betul-betul teruji. Hizkia menyatakan kualitas iman dan kepemimpinannya dengan cara membuat suatu pernyataan iman dengan berkata “Yang menyertai Sanherib adalah manusia, tetapi yang menyertai kita adalah Tuhan Allah kita”. Rakyat pun melakukan perlawanan secara berani, kuat dan gagah perkasa sehingga oleh pertolongan Allah Yehuda menang. Doa Hizkia dan Nabi Yesaya adalah bagian dari peperangan yang membuahkan kemenangan itu. Setelah kemenangan itu Hizkia jatuh sakit dan nabi Yesaya mengatakan bahwa penyakit itu akan membawanya kepada kematian. Tetapi Hizkia berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh, dia sembuh dan diberikan lagi kesempatan hidup dan berkarya selama 15 tahun.
Keberhasilan demi keberhasilan Hizkia sempat membuatnya sombong sehingga dia dan Yehuda ditimpa murka. Keberhasilan adalah alasan untuk bersyukur kepada Allah bukan untuk membusungkan dada. Hizkia segera sadar akan keangkuhannya dan segera bertobat. Sangat tepat bahwa semua pelayan Tuhan haruslah selalu bersedia bertobat. Kata bertobat bukanlah kata buruk yang harus dijauhi melainkan kata bernilai yang harus disenangi. Hizkia yang mengangkat umat untuk bertobat adalah juga hamba Tuhan yang segera bertobat setelah mengetahui kesalahan dan dosanya. Setelah pertobatannya itu kembali Hizkia berkarya dan mengumpulkan berbagai kekayaan yang melimpah kepada Yehuda sebelum kematiannya.
Bangsa Babel adalah bangsa besar datang bertanya dan mengakui keajaiban-keajaiban Allah yang dinyatakan kepada bangsa Yehuda. Hizkia wafat setelah memerintah Yehuda selama 29 tahun di Yerusalem. Pada saat kematiannya semua penduduk Yehuda dan Yerusalem menyatakan rasa berkabung yang dalam dan rasa penghormatan yang besar dan tulus. Dan anaknya Manasye diangkat menggantikannya. (MT)