Kamis 24 November 2022
PENGAKUAN YOSAFAT
Bacaan Sabda : 2 Tawarikh 19-20
“Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru dan berkata: ”Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.” (2 Tawarikh 20:5-6)
Yosafat tergolong raja yang baik, benar dan setia, tetapi tak berarti dia terbebas dari kesulitan, dan dia pun tak luput dari kesalahan. Yosafat mendapat teguran keras dari Yehu seorang pelihat. Yosafat bersalah karena bersekutu dengan dengan Ahab yang adalah raja Israel yang terang-terangan melawan Allah. Teguran keras itu direspon Yosafat dengan sikap yang benar yaitu mohon ampun dan berdoa kepada Allah. Kesulitannya kemudian adalah merupakan serangan dari Moab dan Amon, yang sempat dianggap sebagai hukuman atas kesalahannya. Yosafat memutuskan untuk segera datang sujud menyembah Allah serta mengungkapkan isi hatinya kepada Allah. Yosafat mencari Tuhan melalui doa dan puasa.
Dalam doanya Yosafat mengungkapkan isi hati melalui beberapa pengakuannya tentang Allah:
- Yosafat mengakui bahwa Allah lah yang berkuasa atas semua manusia dan atas segala keadaan dan situasi, pengakuan yang mudah ini tidaklah dimiliki manusia pada umumnya karena menganggap manusia mempunyai kuasa dari dalam dirinya sendiri dan keadaan adalah hal alami yang sudah tersistem dengan sendirinya.
- Allah selalu setia kepada umat-Nya dan sejarah telah membuktikannya. Umat-Nya sering tidak setia bahkan tidak jarang memberontak, tetapi Allah tetap setia kepada umat-Nya dan sejarah telah membuktikannya. Tetapi bukan berarti umat bebas memberontak karena Allah itu adil dan tak akan membiarkan diri-Nya dipermainkan.
- Umat Allah tidak berdaya atau tak mampu berbuat apa-apa yang bernilai tanpa Dia. Dalam hal ini Yosafat sedang mengungkapkan pengalaman hidupnya.
- Janji Allah adalah dasar yang kuat dalam menapaki perjalanan iman. Hal itu berarti iman tak mungkin berarti bila tak dihubungkan dengan janji-janji dan firman Tuhan.
- Kehadiran Allah di tengah umat-Nya yang berjuang bagi hormat dan kemuliaan-Nya adalah fakta yang selalu nyata dalam pergumulan hidup umat-Nya. Yosafat telah mengalami banyak hal bersama dengan Tuhan. Tetapi dia pun akan kembali juga kepada Allah penciptanya.
Yosafat memerintah di Yerusalem selama 25 tahun. Dia sama seperti ayahnya memerintah dengan baik. Tetapi Yosafat sama seperti raja-raja Israel yang lainnya walaupun firman Allah menulis dan menyimpulkan mereka raja yang baik, firman Tuhan yang sama menulis juga berbagai kesalahan yang mereka perbuat. Dalam hal ini Alkitab membenarkan juga kalimat bermakna, “Tak ada gading yang tak retak”. Jadi kita harus juga mengerti bahwa tak ada manusia tanpa kelemahan.(MT)