Rabu 23 November 2022
NABI PALSU VS NABI SEJATI
Bacaan Sabda : 2 Tawarikh 18:1-34
“Lalu raja Israel mengumpulkan para nabi, empat ratus orang banyaknya, kemudian bertanyalah ia kepada mereka: “Apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?” Jawab mereka: “Majulah! Allah akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.” (2 Tawarikh 18:5)
Yosafat berbesan dengan Ahab Raja Israel. Anak sulung Yosafat bernama Yoram adalah menantu raja Ahab. Pada zaman Yosafat, Yehuda dan Israel bekerja sama karena hubungan keluarga. Raja Ahab mengajak Yosafat memerangi Ramot-Gilead. Yosafat berusaha mempengaruhi Ahab agar mengikutsertakan Allah dalam hal berperang. Yosafat mengajak Ahab agar bertanya kepada Allah melalui petunjuk nabi. Ternyata Ahab telah mengangkat banyak nabi yang sudah terbiasa berbicara untuk menyenangkan hati Raja Ahab.
Raja Yosafat tidak percaya akan jawaban 400 orang nabi Ahab sehingga dia memerintahkan agar Ahab bertanya kepada nabi yang diangkat dan diutus oleh Allah. Jawaban Ahab bahwa nabi yang diutus Allah yaitu Mika selalu berbicara buruk tentang dirinya. 400 nabi berbicara baik sedangkan seorang nabi berbicara buruk tentulah hal yang tidak sebanding. Tetapi Yosafat langsung mengetahui bahwa perkataan Mikalah yang sesuai dengan kehendak Allah. Ahab memilih kebohongan 400 nabi palsu dan mengabaikan kebenaran yang disampaikan seorang nabi yang sejati. Yosafat sudah mengetahui kelicikan Ahab raja Israel, seharusnya dia harus menegur dan menolak kerjasama dengan Ahab besannya. Yosafat hampir saja menjadi korban serangan tentara Ramot-Gilead karena Ahab menyarankannya mengenakan pakaian kerajaan. Allah sendirilah yang berinisiatif menyelamatkan Yosafat.
Berbeda dengan nasib Ahab yang menjadi korban karena kena tembakan seorang tentara Ramot-Gilead yang dilepaskan dari busur secara sembarangan. Hubungan keluarga Ahab dengan Yosafat adalah hal yang baik untuk bekerja sama tetapi rupanya kelicikan Ahab menjadi kendala tidak terjadinya kerjasama yang baik. Tetapi sesungguhnya pemisahan Israel menjadi dua kerajaan adalah bagian dan tindakan Allah agar Yehuda tidak terdampak kebiasaan Israel menyembah berhala.
Yosafat adalah raja Yehuda yang setia kepada Allah sedangkan Ahab adalah Raja Israel terburuk karena membawa Israel kepada penyembahan berhala. Maksud Yosafat adalah baik untuk mempengaruhi Ahab agar kembali kepada Allah. Tetapi Yosafat gagal bahkan hampir saja Yosafat binasa oleh kelicikan Ahab. Allah melindungi Yosafat dan membiarkan Ahab binasa oleh karena kelicikannya. Ahab binasa karena menuruti nasehat 400 nabi palsu dan menolak nasehat seorang nabi sejati. Berdasarkan fakta ini perlu diketahui bahwa suara mayoritas tidak selalu benar dan suara minoritas tidak selalu salah. Karena kebenaran tetap akan menjadi kebenaran tanpa pertimbangan mayoritas dan minoritas. (MT)