Selasa 22 November 2022
MENTAATI TUHAN
Bacaan Sabda : 2 Tawarikh 17:1-19
“Dan TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya. Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel.” (2 Tawarikh 17:3-4)
Yosafat raja Yehuda menggantikan Asa ayahnya. Yosafat belajar taat dan setia kepada Allah dari ayahnya. Asa ayahnya berhasil mendidik anaknya karena memberi keteladanan tentang hidup taat dan setia kepada Allah. Keteladanan jauh lebih nyaring dari perkataan walaupun perlu disadari bahwa keteladanan bukanlah segala-galanya. Samuel memberi keteladanan kepada anak-anaknya tetapi anak-anak Samuel dinyatakan tidaklah baik dan benar, tetapi bertumbuh dengan karakter yang buruk. Memberi keteladanan pastilah yang terbaik dan paling berdampak tetapi harus pula disertai dengan mengajarkan dan mendisiplin.
Asa melakukannya secara lengkap dalam membina anaknya Yosafat sehingga bertumbuh menjadi seorang yang hidup benar dan takut kepada Tuhan. Yosafat tidak hanya belajar dari ayahnya Asa tetapi dia belajar dari Daud dan juga mengikuti jejak Daud. Belajar dari seorang tokoh seperti Daud adalah hal yang baik. Yosafat sudah pasti belajar hal-hal yang baik dan benar dari Daud. Allah melihat dan mengetahui kerinduan yang kuat dari seorang Yosafat untuk mencari Tuhan sehingga Allah memberi anugerah penyertaan Tuhan kepada Yosafat. Yosafat bekerjasama dengan para nabi Semaya dan nabi lainnya untuk mengajar umat mendalami firman Tuhan. Yosafat mengerti bahwa kekuatan orang Yehuda adalah pada sikap mengetahui dan melakukan firman Allah.
Pada pemerintahan Yosafat terjadi kebangunan rohani karena disertai dengan sikap menghargai firman Tuhan dengan cara mempelajari dan mempraktekkannya dalam hidup. Hal sikap benar terhadap firman Allah pasti membuahkan kehidupan rohani yang sehat. Dalam Terang Perjanjian Baru pun hal yang sama terus berlanjut. Kebangunan rohani dan kesehatan rohani haruslah dilandasi dengan sikap yang menghargai, mengasihi dan mentaati firman Tuhan. Bila tidak didasari firman Allah kebangunan rohani sangat mudah terjebak kepada emosionalisme dan humanisme.
Jadi hendaklah semua orang percaya mawas diri dan menyelidiki hati agar betul-betul membangun imannya di atas dasar yang teguh yaitu firman Tuhan. Semua pengikut Kristus teruslah melangkahkan imannya dengan dasar firman Allah dan mata yang tertuju kepada Kristus. Yosafat tetap menikmati anugerah penyertaan Tuhan saat dia berkomitmen mentaati firman Tuhan. Tetapi bila dia menyimpang dia akan kehilangan terpenting dalam hidupnya yaitu penyertaan Tuhan. (MT)