Sabtu 19 November 2022
ISRAEL PECAH
Bacaan Sabda : 2 Tawarikh 10-11
“Beginilah firman Tuhan: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi.” Maka mereka mendengarkan firman Tuhan dan pulang dengan tidak pergi menyerang Yerobeam.” (2 Tawarikh 11:4)
Setelah Salomo wafat, dia digantikan anaknya Rehabeam. Rehabeam diangkat oleh rakyat menggantikan ayahnya di Sikhem. Tidak ada perebutan kekuasaan walaupun Salomo sudah pasti mempunyai sangat banyak anak dari 700 orang istrinya. Mungkin rakyat memilih Rehabeam karena dia adalah anak dari istri sahnya seorang perempuan Israel yang tidak ada hubungannya dengan bangsa-bangsa penyembah berhala. Rehabeam segera mendapat serangan dari penduduk yang mengharapkan Rehabeam meringankan beban penduduk dengan cara menurunkan pajak. Karena Rehabeam meminta petunjuk penasehat muda, maka ia memutuskan justru menaikkan pajak. Israel pun memberontak kepada Rehabeam di bawah pimpinan Yerobeam hamba Salomo. Pemberontakan ini menjadikan Israel terpisah menjadi dua kerajaan. Sebelah Utara adalah Israel sedangkan sebelah selatan adalah Yehuda. Israel rajanya adalah Yerobeam hamba Salomo sedangkan Yehuda rajanya adalah Rehabeam anak Salomo. Rehabean berencana membalas pemberontakan Yerobeam tetapi Allah mencegahnya.
Semaya diperintahkan Allah agar Rehabeam mengetahui bahwa Allah sendirilah yang berinisiatif membuat bangsa itu terpisah menjadi dua kerajaan. Allah menjaga agar Yehuda dipisahkan menjadi umat yang mempertahankan kesetiaannya kepada Allah. Allahlah yang mencegah bangsa itu agar Yehuda suku penyandang janji Allah tidak tercemar oleh suku-suku lainnya. Suku Yehuda sebagian suku Lewi dan sedikit suku Benyamin berkumpul di Yerusalem membulatkan hati untuk mencari Tuhan. Umat yang membulatkan hati setia kepada Allah memisahkan diri dari Israel Utara dan bergabung dengan kerajaan Selatan.
Dalam sejarah Kerajaan Allah tantangan terbesar adalah tetap setia kepada Allah di tengah-tengah maraknya kemurtadan dan kemerosotan rohani. Setia dengan komitmen yang kuat, taat Allah dan firman-Nya ada kalanya harus siap memisahkan diri dari satu gereja yang tidak tegas lagi kepada kebenaran dan kekudusan hidup. Apalagi bila pemimpin gereja mempermainkan firman Tuhan dan melakukan pelanggaran moral tidaklah salah memisahkan diri, bila perlu membentuk komunitas yang baru tetapi menjadi gereja yang terus setia kepada Firman dan secara serius menjaga kekudusan hidup untuk berkenan kepada Allah. (MT)