Jumat 18 November 2022
AKHIR YANG BURUK
Bacaan Sabda : 2 Tawarikh 9:1-31
“Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta-Nya sebagai raja untuk Tuhan, Allahmu! Karena Allahmu mengasihi orang Israel, maka Ia menetapkan mereka untuk selama-lamanya, dan menjadikan engkau raja atas mereka untuk melakukan keadilan dan kebenaran.” (2 Tawarikh 9:7-8)
Ada beberapa hal penting ditulis Ezra mengenai raja Salomo, sebelum kematian dan setelah memerintah Israel selama 40 tahun. Ezra seakan-akan menutup mata atas berbagai dosa Salomo. Pergantian kekuasaan Salomo tentu saja sangat membingungkan Salomo karena anaknya tentu sangat banyak yang dilahirkan 700 orang istrinya. Ezra hanya tertarik tentang berbagai hal-hal baik dari Raja Salomo. Allah juga tidak menjelaskan berbagai dosa Salomo karena Allah lebih peduli dengan hal-hal benar dan baik daripada dosa-dosa yang biasanya menghukum Pendosa. Betul juga kata rasul Paulus bahwa bukanlah Allah yang menghukum tetapi dosalah yang menghukum si pendosa. Itulah sebabnya Allah sangat benci dosa walaupun dia mengasihi orang berdosa. Dosa telah merusak damai sejahtera Salomo pada masa tuanya tetapi Allah tetap mengasihi Salomo. Salomo yang menyadari kesalahannya dan bertobat pada masa tuanya dipakai Allah juga menulis bagian dari Alkitab. Allah menginspirasi Salomo menulis berbagai nasehat penting yang ditulis secara puitis berdasarkan pengalaman hidupnya yang pernah dijalani di luar Allah.
Ezra menulis beberapa hal baik untuk mempertegas hal baik yang dinyatakan Salomo, sebeblum dia terjatuh dan terjerumus kepada dosa sebagai dampak dari istri-istrinya yang banyak itu. Hal itu sangat nyata melalui pengakuan ratu Syeba yang sengaja datang untuk menyaksikan bukti-bukti dari kebijaksanaan Salomo. Sama seperti raja-raja lainnya, ratu Syeba mengakui sukses dan kebijaksanaan Salomo, tetapi sekaligus mengingatkan Salomo bahwa semua perolehan Salomo itu adalah pemberian Allah. Ratu Syeba telah dipakai Allah menjadi alat-Nya, mengingatkan Salomo agar tidak lupa akan kuasa dan kebaikan Allah terhadap dirinya.
Salomo telah dibutakan oleh kemasyurannya sehingga dia lupa kepada Tuhan. Salomo menikmati kesuksesannya hidup di luar Tuhan padahal dia mencapainya karena hidup dekat dengan Tuhan. Salomo menyesali kesalahannya pada masa tuanya, tetapi hidup tak dapat diulang lagi. Salomo mati sebagai raja yang kurang terhormat dan digantikan oleh anaknya Rehabeam. Salomo bukan hanya seorang yang kehilangan kehormatannya pada masa tuanya. Salomo justru membangun panggung perpecahan bagi Israel yang diperjuangkan ayahnya Daud dengan kerja keras menjadi bangsa yang bersatu. Setelah Salomo, Israel pecah menjadi 2 kerajaan. (MT)