Sabtu 12 November 2022
ALLAH ADALAH SUMBER HIKMAT
Bacaan Sabda : 2 Tawarikh 1:1-17
“Berfirmanlah Allah kepada Salomo: ”Oleh karena itu yang kauingini dan engkau tidak meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak meminta umur panjang, tetapi sebaliknya engkau meminta kebijaksanaan dan pengertian untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau” (2 Tawarikh 1:11)
Kitab Tawarikh mempunyai banyak kesamaan dengan kitab Samuel dan Raja-raja karena kitab ini adalah kitab sejarah. Kitab Samuel dan Raja-raja ditulis secara lengkap sebagai sejarah umat Israel pada zaman kerajaan dari raja Israel yang pertama hingga raja Israel dan Yehuda yang terakhir. Israel terbuang ke Asyur dan tidak ada lagi kelanjutan sejarahnya sedangkan Yehuda terbuang ke Babel 70 tahun kemudian kembali ke Yerusalem. Ezra adalah salah seorang yang kembali ke Yerusalem dan diperkirakan penulis Kitab Tawarikh. Tawarikh ditulis berdasarkan fakta sejarah yang sudah ada tetapi ditulis secara lebih singkat karena tujuannya adalah untuk mengembalikan ingatan umat bahwa mereka adalah umat Allah yang mempunyai sejarah yang jelas mengenai hubungan istimewa dengan Allah.
Umat Israel harus mengetahui status mereka sebagai umat pilihan Allah, walaupun sebagian besar sudah lahir di negeri pembuangan. Jadi mereka bukanlah pendatang ke Yerusalem melainkan umat Allah yang kembali ke Yerusalem. Salah satu kisah penting yang mereka harus tahu adalah raja Salomo yang mempunyai kebijaksanaan melebihi raja-raja yang pernah ada. Dan raja yang bijaksana itu mempunyai hubungan dengan mereka sebagai umat pilihan Allah. Semua umat Israel harus mengetahui bahwa Allah adalah sumber kebijaksanaan. Salomo yang memilih kebijaksanaan lebih dari kekayaan dan kekuasaan berkenan di hati Tuhan dan Tuhan memberi anugerah kekuasaan, kekayaan dan kemenangan menyusul kebijaksanaannya itu.
Tetapi perlu kita pahami kebijaksanaan adalah satu hal penting sedangkan kesetiaan kepada Allah adalah hal yang terpenting. Salomo mampu menerapkan kebijaksanaan dalam memimpin bangsa Israel tetapi gagal menerapkannya untuk memimpin diri sendiri sehingga dia tidak setia kepada Allah. Ternyata memiliki hikmat tidaklah jaminan bagi seseorang untuk setia kepada Allah sebagai orang berhikmat mengetahui banyak hal tetapi gagal menerapkan pengetahuannya itu dengan benar kepada dirinya sendiri. Penulis Tawarikh mengulas kembali kisah Salomo agar generasi Israel pasca pembuangannya mengetahui bahwa Allah sendirilah sumber hikmat yang menghendaki semua umat-Nya hidup takut kepada Allah dengan cara menerapkan hikmat itu dalam hidup agar setia kepada Allah. (MT)