Minggu 06 November 2022
MENGHINDARI PERANG
Bacaan Sabda : 1 Tawarikh 19:1-19
“Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. Tuhan kiranya melakukan yang baik di mata-Nya. Lalu Yoab dan tentara yang bersama-sama dengan dia maju menghadapi orang Aram itu untuk berperang dan orang-orang itu melarikan diri dari hadapannya.” (1 Tawarikh 19:13-14)
Dalam menggalang kerjasama dengan bangsa tetangga, raja Daud cukup aktif, walaupun dia tetap konsentrasi melindungi umat Israel dari pengaruh bangsa-bangsa penyembah berhala. Kunjungan ke negarawan saat melayat Nahas raja bani Amon adalah salah satu usaha dalam menggalang kerjasama. Daud mengutus orang kepercayaannya sebagai cara baik mendahului kunjungannya, ternyata Hanun raja Amon yang menggantikan Nahas ayahnya menanggapinya dengan sangat keji. Utusan raja dipermalukan sebagai usaha cari gara-gara untuk mengajak perang. Raja Daud tentu marah sehingga dia mengatur perlawanan di bawah pimpinan panglima perangnya yang handal Yoab dan adiknya adik Abisai. Amon mengajak Aram untuk menyerang Israel. Tetapi pasukan Yoab dan pasukan Abisai memenangkan pertempuran. Kehadiran Daud dalam medan perang membuat musuh banyak yang binasa.
Bani Amon dan bani Aram mengalami kekalahan besar dan tunduk kepada umat Israel. Merekapun mengadakan perundingan untuk berdamai dengan Israel. Daud bukanlah seorang pemimpin umat pilihan Allah yang memperluas kekuasaannya melalui peperangan, Daud selalu menghindari perang. Daud lebih memilih menggalang kerjasama daripada perang. Dia lebih memilih diplomasi daripada konfrontasi. Tetapi bila dia diserang selalu siap mengadakan perlawanan karena selain percaya perlindungan Allah, dia percaya janji Allah yang akan selalu memberi kemenangan. Allah lah yang bertindak memberi kemenangan dengan cara-Nya. Allah tidak akan pernah kehabisan cara untuk menolong dan melindungi umat-Nya. Aram sering menolong orang Amon tetapi sejak saat itu Aram tidak mau lagi menolong orang Amon.
Nasehat Yoab kepada Abisai adalah juga sikap menyemangati diri sendiri. Dengan berkata “Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati kita untuk bangsa”. Dalam hal ini Yoab memberi nilai sebuah perjuangan. Tekad haruslah dimulai dari diri sendiri, keberanian pun harus merupakan keputusan pribadi. Allah yang melihat tekad dan keberanian akan menyatakan pertolongan dan perlindungan-Nya. Iman yang sejati selalu terwujud melalui tekad yang bulat mempercayai Allah, penyerahan total kepada Allah dan keberanian bertindak sesuai kehendak dan firman Allah. (MT)