Sabtu 05 November 2022
PROSES LEBIH PENTING DARI PENCAPAIAN
Bacaan Sabda : 1 Tawarikh 18:1-17
“Kemudian Daud menempatkan pasukan-pasukan pendudukan di daerah orang Aram dari Damsyik, dan orang Aram itu menjadi budak Daud yang harus mempersembahkan upeti. Tuhan memberi kemenangan kepada Daud ke mana pun ia pergi berperang” (1 Tawarikh 18:6)
Raja Daud adalah satu-satunya Raja Israel yang menjalani proses panjang sebelum dia duduk di singgasana kerajaan. Dia tidak langsung menjadi raja untuk seluruh Israel tetapi hanya raja sebagian Israel yang berkedudukan di Hebron. Setelah dia menjadi raja untuk seluruh Israel betul-betul sudah siap menjadi raja termasuk menjadi pahlawan perang yang sangat menguasai strategi perang. Menjalani proses itu terkadang menyakitkan tetapi siapapun yang sudah berproses dengan baik sudah pasti lebih kuat, lebih cerdas dan lebih terampil dari orang yang tak pernah berproses untuk suatu pencapaian. Jadi Daud selalu menang dalam setiap peperangan setelah dia menjadi raja untuk seluruh Israel sangatlah masuk akal. Bukan hanya Daud para panglima perangnya pun seperti Yoab sudah sangat berpengalaman dalam hal berperang.
Jadi betul juga bahwa suatu pencapaian hanyalah bagian yang muncul ke permukaan, karena sesungguhnya hal-hal yang terjadi atau dialami dan dilakukan sebelum pencapaian itu jauh lebih penting dari pencapaian itu. Pencapaian bisa habis tetapi hasil pemrosesan dalam hidup seseorang tetap menjadi miiliknya.
Kemenangan Daud tak terpisahkan dari kemampuan pribadinya, tetapi yang paling utama adalah karunia Allah si pemberi kemenangan itu. Allah selalu berpegang pada janji-Nya, menolong, melindungi dan memberi kemenangan kepada umat-Nya yang setia. Sebab itu satu hal perlu kita jadikan dasar yang benar dalam meraih kemenangan yaitu bersandarlah kepada Allah. Umat yang bersandar kepada Allah hidup berpengharapan, hidup dalam kekuatan Allah dan tekun mencari wajah-Nya. Ketika sepenuhnya bersandar kepada Allah maka saluran berkat terbuka yang terwujud melalui pertolongan Allah, saat menghadapi kesulitan dan kebebasan dari cengkraman iblis.
Daud selalu berkemenangan saat menghadapi serangan dari luar tetapi sering kalah menghadapi kesulitan yang datang dari dalam bangsa Israel. Untuk mencegah terjadinya serangan dari dalam seperti serangan dari anaknya sendiri, Daud harus membentuk diri menjadi pribadi yang sabar, penuh kasih dan hidup semakin dekat kepada Allah. Dalam memerintah Daud selalu konsentrasi untuk menegakkan keadilan dan kebenaran bagi sleuruh rakyat. Untuk terus dalam kondisi aman, maka Daud mengangkat pegawai-pegawainya secara selektif dan mengutamakan personil yang takut akan Tuhan. (MT)