Jumat 04 November 2022
JANJI ALLAH ABADI
Bacaan Sabda : 1 Tawarikh 17:1-27
“Apabila umurmu sudah genap untuk pergi mengikuti nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, salah seorang anakmu sendiri, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi-Ku dan Aku akan mengokohkan takhtanya untuk selama-lamanya” (1 Tawarikh 17:11-12)
Setelah Daud Duduk di singgasana kerajaan dan mendiami istana dan rumah permanen yang mewah, dia berpikir untuk membangun bait Allah. Daud tak nyaman melihat tabut perjanjian berada di tenda atau kemah. Tabut perjanjian haruslah ditempatkan pada bangunan permanen bait Allah. Daud merencanakan pembangunan Bait Allah tetapi Allah berbicara melalui nabi Natan agar Daud mengurungkan niatnya karena tidak diizinkan Allah. Bukan Daud tetapi salah seorang anaknyalah yang akan membangunnya. Anak yang dimaksud adalah anak yang melanjutkan status kerajaan yang dikokohkan Allah.
Janji Allah kepada Daud dalam 2 Samuel 7:16 “Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.” Perjanjian Allah kepada Daud ini adalah menunjuk kepada Yesus yang lahir ke dunia melalui garis keturunan Daud. Daud sulit mengetahui anak yang akan menggantikannya menjadi raja karena anaknya banyak dari istri-istrinya. Sikap paling tepat baginya adalah berserah sepenuhnya kepada Allah. Walaupun Allah tidak mengizinkan Daud membangun bait Allah dia tetap bersyukur kepada Allah karena dia tahu bahwa anaknya akan membangunnya.
Doa syukur Daud dari ayat 16-27 merupakan pernyataan iman yang sangat sarat makna dan dapat dijadikan sebagai standar kebenaran betapa bersyukur adalah merupakan nilai kehidupan umat Allah yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan tekun dan setia. Daud memulai dengan mengoreksi diri sendiri dan keluarganya. Dia menemukan kenyataan bahwa sesungguhnya dirinya dan keluarganya tidak layak menerima berkat janji Allah, tetapi Allahlah yang berdaulat menentukan siapa penyandang janji-Nya. Bukan hanya Daud dan keluarganya tetapi umat Israel pun tak layak menjadi umat pilihan Allah. Baik keluarga Daud maupun bangsa Israel dipilih sebagai penyandang janji Allah dan umat pilihan-Nya bukan karena layak tetapi karena dilayakan Allah.
Kesimpulan Daud dalam rentetan doa syukurnya adalah kalau Allah memberkati semata-mata karena kemurahan-Nya dan bila Allah sudah memberkati maka berkat-Nya adalah untuk selama-lamanya. Tentu semua penerima berkat-Nya haruslah setia kepada-Nya. (MT)