Rabu 02 November 2022
KEHORMATAN UMAT
Bacaan Sabda : 1 Tawarikh 14:1-17
“Lalu tahulah Daud, bahwa Tuhan telah menegakkan dia sebagai raja atas Israel, sebab martabat pemerintahannya terangkat tinggi oleh karena Israel umat-Nya. Daud mengambil lagi beberapa isteri di Yerusalem, dan ia memperanakkan lagi anak-anak lelaki dan perempuan” (1 Tawarikh 14:2-3)
Hiram raja Tirus mengirim utusan kepada Daud dilengkapi dengan membawa material untuk membangun istana Daud. Hal itu membuat Daud mengetahui bahwa Tuhan telah mengokohkan kerajaannya. Tetapi Daud juga memgetahui bahwa Daud dimuliakan bukanlah untuk kemuliaan Daud sendiri tetapi untuk kemuliaan seluruh umat Israel. Kemajuan dan kemegahan kerajaan bukan untuk martabat Daud sebagai raja melainkan untuk martabat suatu bangsa. Bukan kedudukan Daud yang dikokohkan tetapi status Israel menjadi satu bangsa. Di bawah terang Perjanjian Baru, Allah memakai para rasul, bukanlah untuk kehormatan para rasul tetapi untuk kehormatan pemberitaan Injil dan gereja Tuhan.
Pada akhir zaman ini Allah memakai dan meninggikan seseorang hamba Tuhan atau pendeta bukanlah untuk diri-Nya sendiri tetapi adalah untuk Allah yang dibangun secara moral dan secara rohani. Tetapi biasanya umat atau jemaat mengatakan bahwa pendetanyalah yang dipakai Tuhan bukan gerejanya. Hal itu membuat pendeta merasa berhak memperlakukan jemaat dan gereja sesukanya. Biasanya para pendeta menikmati dan menafaatkan konsep yang salah ini demi kehormatannya sendiri.
Raja Daud pada awalnya menerima kehormatan ini bukan untuk sendiri tetapi untuk martabat Israel sebagai umat pilihan Allah. Dalam keadan Israel aman dalam kekuasaan Daud, dia lengah menjaga kekudusan hidupnya, dia menambah lagi beberapa istrinya. Pada saat itu para raja memang biasa mempunyai banyak istri dan tak dianggap salah oleh penduduk secara umum. Tetapi bagi Daud sebagai umat Allah seharusnya mengetahui dan tak melakukannya. Mempunyai banyak istri adalah merupakan kelemahan Daud, walaupun hal itu mengakibatkan tragedi yang buruk pada dirinya dan keluarganya. Sering kali para hamba Tuhan zaman akhir menjadikan perilaku seksual Daud yang menyimpang ini dijadikan alasan untuk berbuat zinah. Mereka lupa bahwa dalam terang Perjanjian Baru perceraian, perzinahan dan perselingkuhan adalah dosa besar yang ditentang secara keras oleh Yesus dan para rasul. Kemenangan Daud atas Filistin bukanlah berarti Allah setuju dengan dosa perjinahan Daud. Allah memberi kemenangan karena Daud dan umat Israel meminta kehendak Allah dan mereka bertindak sesuai petunjuk Allah. (MT)