Sabtu 29 Oktober 2022
KEJATUHAN SAUL
Bacaan Sabda : 1 Tawarikh 9-10
“Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap Tuhan, oleh karena ia tidak berpegang pada firman Tuhan, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk Tuhan. Sebab itu Tuhan membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai.” (1 Tawarikh 10:13-14)
Para umat Allah yang pulang dari pembuangan tak ingin kehilangan identitas sebagai umat pilihan Allah. Itulah sebabnya mereka bukan hanya berusaha memulihkan bait Allah dan kota Yerusalem, mereka juga ingin memulihkan identitas mereka sebagai umat pilihan Allah. Daftar penduduk Yerusalem ditulis secara menyeluruh bukan hanya Yehuda yang pulang dari pembuangan, tetapi juga umat Israel yang terbuang ke Asyur. Pembuangan Yehuda ke Babel telah menghentikan sikap mengucilkan Israel yang terbuang ke Asyur. Itulah sebabnya mereka tidak lagi hanya mencantumkan Yehuda sebagai penduduk Yerusalem, tetapi telah mencantumkan suku-suku Israel lainnya. Dalam hal ini umat yang sudah kembali dari pembuangan itu memberi tekanan pada kesinambungan umat sebelum pembuangan dengan masa dan setelah pembuangan. Kemudian mereka secara terselubung menjelaskan alasan-alasan yang kurang lengkap mengapa mereka harus terbuang ke negeri asing selama 70 tahun. Pembuangan silsilah Saul pada akhir pasal 9 ini adalah sebagai pembuka untuk mengawali kisah kematian Saul. Kisah kematian Saul sebagai raja Israel yang pertama sudah ditulis dalam 1 Samuel 31, yang kejadianya terjadi sata peperangan melawan orang Filistin.
Dalam pasal 10 ini penulis berusaha membuat rangkuman sejarah Israel menjadi bangsa kerajaan dengan Saul menjadi raja Israel yang pertama. Zaman kerajaan Israel suatu bentuk pemerintahan monarki adalah suatu penolakan Israel kepada pemerintahan teokrasi. Kegagalan Saul bukamlah suatu tragedi mendadak melainkan melalui proses kejatuhan karena berulang-ulang melawan firman Allah. Tetapi proses kejatuhan Saul bersamaan dengan proses pembentukan Daud yang dipersiapan Allah menjadi raja Israel menggantikan Daud. Dalam hal ini Allah memberi kesempatan kepada Saul bersamaan dengan memproses Daud agar siap menjadi raja umat Israel. Akhirnya Saul harus mati secara mengenaskan bersama dengan anak-anaknya termasuk Yonatan sahabat Daud.
Dalam Tawarikh ini memperjelas juga sejarah Daud dan makna dari kerajaan yang dikekalkan. Penulis Tawarikh ini terkesan pengulangan kitab Samuel dan Raja-raja, tetapi ada perbedaan redaksi bukan pada esensi. Hasilnya adalah semakin memperjelas karya Allah melalui sejarah umat-Nya. (MT)