Rabu 26 Oktober 2022
ISRAEL TETAP UMAT PILIHAN ALLAH
Bacaan Sabda : 1 Tawarikh 5:1-26
“Tetapi ketika mereka berubah setia terhadap Allah nenek moyang mereka dan berzinah dengan mengikuti segala allah bangsa-bangsa negeri yang telah dimusnahkan Allah dari depan mereka” (1 Tawarikh 5:25)
Umat Allah yang sudah kembali dari pembuangan itu berusaha mengevaluasi perjalanan iman umat Allah. Terkesan mereka mencoba melengkapi sejarah umat dan juga mempelajari berbagai masa suram dan masa kejayaan umat pilihan Allah. Sepanjang Tawarikh ini penulis menggaris bawahi hal penting dalam sejarah perjalanan iman umat Allah. Penulis pun melihat bahwa ketidaktaatan dan dosa perzinahan rohani mendatangkan hukuman dan malapetaka. Sedangkan bila umat taat dan setia karena membuang jauh-jauh penyembahanan berhala selalu saja berbuah sejahtera dan mendatangkan berkat. Prinsip kehidupan beriman kepada Allah ini berlaku abadi termasuk bagi gereja Tuhan sebagai umat Allah Perjanjian Baru. Hal ini bukanlah mengedepankan faktor keadilan, tetapi sebagai motivasi dari semua pengikut Kristus untuk takut dan setia kepada Allah dan mematuhi pimpinan Roh Kudus.
Dalam 2 Tawarikh 7:14 dijelaskan pula hidup yang diwujudkan orang yang taat dan setia kepada Allah. Mereka selalu dalam posisi merendahkan diri di hadapan Allah dalam wujud menyembah, memuji dan bersyukur kepada Allah. Mereka tekun berdoa sebagai sikap tak dapat berbuat baik dan benar tanpa pertolongan Allah. Mereka “mencari wajah Allah” karena selalu mendamba dan berusaha mempunyai hubungan yang akrab dengan Allah. Itulah sebabnya mereka sangat dekat dengan kata bertobat. Bila mereka jatuh dalam dosa mereka cepat-cepat keluar yang setia kepada Allah, maka Allah tak akan murka melainkan tetap menjadi Bapa yang dekat dengan umat-Nya. Allah akan mengampuni dan memeberi pemulihan sempurna. Penulis Tawarikh yang diperkirakan adalah Ezra dari suku Yehuda mencoba juga memberi informasi mengenai suku-suku Israel yang sudah terbuang ke Asyur dan tak ada lagi sejarahnya karena sudah terjadi campur baur tak terkendali dengan bangsa-bangsa penyebah berhala.
Dalam pasal 5 ini dia menjelaskan kondisi suku Ruben, Gad dan Manasye. Dalam kesimpulan akhirnya, karena suku-suku Israel ini berubah setia kepada Allah mereka pun terbuang dari hadirat Allah. Tetapi bukan berarti pintu anugerah tertutup bagi mereka. Karena bila umat berbalik kepada Allah pintu anugerah Allah selalu terbuka. Penulis Tawarikh berusaha membuka fakta, bahwa bagaimana pun kondisinya Israel tetaplah umat pilihan Allah. (MT)