Kamis 20 Oktober 2022
ALLAH MENJAGA FIRMANNYA
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 22:1-20
“Oleh karena engkau sudah menyesal dan engkau merendahkan diri di hadapan Tuhan pada waktu engkau mendengar hukuman yang Kufirmankan terhadap tempat ini dan terhadap penduduknya, bahwa mereka akan mendahsyatkan dan menjadi kutuk, dan oleh karena engkau mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapan-Ku, Aku pun telah mendengarnya, demikianlah firman Tuhan” (2 Raja-raja 22:19)
Setelah Yehuda tersesat dalam kekuasaan Manasye dan Amon selama 57 tahun, raja Yosia adalah raja Yehuda berikutnya yang menjadi raja pada usia 8 tahun. Yosia adalah raja terakhir raja yang benar dan setia kepada Allah. Sebagai raja yang masih sangat muda, Yosia harus membenahi kerajaan Yehuda yang sudah hancur lebur selama 57 tahun. Sudah pasti bahwa sistem keagamaan kacau, karena penyembah berhala-berhala dari berbagai bangsa yangjauh lebuh buruk dari bangsa-bangsa asalnya.
Langkah awal yang dilakukan oleh Yosia adalah sangat tepat yaitu memugar atau merenovasi rumah Tuhan. Bukan hanya merenovasi gedungnya tetapi juga merenovasi para pengurusnya. Yosia menghidupkan lagi tugas-tugas para imam dan para nabi. Semua sistem keagamaan diperbaharui sehingga Yosia mengembalikan personil kepada fungsinya. Yosia tidak menyalahgunakan kekuasaannya, tetapi dia justu meminta nasehat dari para panitera dan para tua-tua Yehuda agar dia tidak salah dalam mengambil dan memutuskan segala kebijakan yang dibutuhkan dalam memimpin satu bangsa pilihan Allah.
Kebijakan raja Yosia menghasilkan terciptanya komitmen yang baru kepada Firman berdampak pada pembaharuan rohani di negeri walaupun belum menyeluruh. Raja Yosia didukung oleh nabi Yeremia dan Habakuk menuntun umat kembali kepada Allah. Setelah memerintah 18 tahun yaitu saat Yosia sudah berusia 26 tahun, dia semakin menunjukkan totalitas penyerahannya kepada Allah, yang jauh lebih tinggi dari para tua-tua Yahudi.
Saat merenovasi rumah Tuhan, ditemukanlah kitab taurat yang adalah Pentateukh (5 Kitab taurat) atau bagian-bagian penting yang terpisah dari Pentateukh. Penemuan ini adalah salah satu bukti bahwa Allah menjaga firman-Nya dari Manasye dan Amon yang berusaha memusnahkannya. Betullah, Firman yang diilhamkan itu tidak mungkin dipunahkan (Yesaya 40:8). Firman Tuhan itu membuka kenyataan bahwa Yehuda telah banyak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan firman Tuhan. Yosia segera menanggapi dengan sikap merendahkan diri di hadapan Allah adalah syarat utama mengalami pembaharuan dan menerima kasih karunia Allah. Yosia dan semua umat Allah sepanjang zaman haruslah merendahkan hati di hadapan Allah agar terbuka untuk kasih karunia dan perkenanan Allah. (MT)