Selasa 18 Oktober 2022
KEDAULATAN ALLAH
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 20:1-21
“Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.” (2 Raja-raja 20:6)
Dalam tekanan Asyur yang sudah menawan Israel, Hizkia jatuh sakit dan nabi Yesaya diutus Allah untuk menyatakan bahwa penyakit raja akan membawanya kepada kematian. Hal itu sangat berat bagi Hizkia. Dia tidak akan nyaman meninggalkan rakyatnya dalam tekanan bangsa Asyur. Hizkia sangat percaya perkataan Allah melalui nabi Yesaya, tetapi dia juga mengetahui bahwa Allah Maha Pemurah dan penuh belas kasih. Hizkia mengenal Allah sebagai Allah yang berdaulat, tetapi dia juga mengetahui bahwa demi belas kasih dan kemurahan-Nya, Allah juga berdaulat mengubah keputusan-Nya. Hizkia membuat langkah benar dan tepat yaitu mengakui kuasa Allah dan membuka diri untuk diselidiki Allah, siapa dan bagaimana dirinya yang sesungguhnya. Kemudian dia memohon kesembuhan dari Allah agar diberi lagi kesempatan untuk menjadi alat dalam tangan Allah. Dalam hal ini Hizkia bukanlah tidak siap menghadapi kematian tetapi dia tidak mau meninggalkan umat Allah berada dalam tekanan bangsa Asyur. Hizkia mau meninggalkan rakyatnya dalam kondisi aman, damai dan sejahtera. Allah mengabulkan permohonan Hizkia. Dia disembuhkan Allah dan memberi kesempatan berkarya dan melayani selama 15 tahun lagi.
Ada dua hal yang penting kita pahami dalam peristiwa yang dialami raja Hizkia ini:
- Segala pernyataan Allah tentang masa depan seseorang bisa saja diubah Allah walaupun sudah pasti tidak dapat diubah oleh manusia. Allah bisa saja menguji dalam hal melatih umat-Nya merespon keputusan Allah secara tepat dan benar. Dalam hal ini Hizkia memberi respon yang diharapkan Allah. Allah pun berdaulat mengubah keputusan-Nya. Dalam hal ini Allah bukanlah plin-plan, melainkan menggunakan hak-Nya sebagai Allah yang berdaulat penuh atas kehidupan manusia.
- Doa umat sangat berhubungan dengan rencana Allah walaupun harus dipahami bahwa umat tidak berhak mengubah rencana Allah. Harapan utama umat berdoa adalah tunduk kepada kehendak Allah. Tetapi haruslah kita mempunyai keyakinan bahwa doa umat mampu mengubah keadaan bukan mengubah kehendak Allah.
Yang pasti dalam peristiwa yang menimpa Hizkia ini adalah Allah mendengar doanya, melihat air matanya dan menyembuhkannya. Allah memberi kesempatan kedua kepada Hizkia dan dia mengisi kesempatan itu sebaik-baiknya. (MT)