Minggu 16 Oktober 2022
HIZKIA RAJA YEHUDA
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 18:1-37
“Ia percaya kepada Tuhan, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia. 6Ia berpaut kepada Tuhan, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah Tuhan yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa.” (1 Raja-raja 18:5-6)
Pada saat Hosea yang sangat jauh dari kehendak Allah memerintah di Israel sebelum terbuang maka raja Hizkia yang memerintah sesuai kehendak Allah menjadi raja Yehuda. Penulis hendak mengkontraskan Hosea Raja Israel dengan Hizkia raja Yehuda. Perbedaan sikap kepada Allah sangat nyata, Hosea adalah pemberontak sedangkan Hizkia adalah setia dan taat. Dalam komitmen umat Tuhan dua hal ini selalu ada dan bersama beribadah dan melayani. Walaupun pada awal sulit dibedakan tetapi waktu akan selalu memisahkan mereka. Pada awalnya Hosea dan hizkia sama-sama raja yang berusaha memimpin rakyat. Tetapi waktu menjelaskan bahwa Hosea membawa rakyatnya memberontak kepada Allah sedangkan Hizkia membawa rakyatnya taat kepada Allah.
Hosea semakin mewujudkan pemberontakannya sedangkan Hizkia mewujudkan ketaatannya. Akhirnya Hosea dan rakyatnya terbuang dan hilang dari sejarah Kerajaan Allah sedangkan Hizkia dan Yehuda masih mempunyai sejarah yang berkelanjutan. Hilangnya Israel dilanjutkan dengan sejarah Yehuda yang rajanya adalah Hizkia. Hizkia tercatat sebagai salah seorang raja Yehuda yang besar dan berpengaruh karena ketaatannya kepada Allah. Hizkia mengawali pemerintahannya dengan memperbaiki dan menyucikan bait suci dan memulihkan para imam dan suku Lewi serta menegakkan kembali perayaan Paskah. Dengan tegas Hizkia memusnahkan semua mezbah berhala dari Yehuda. Hizkia menolak membayar upeti ke Asyur serta bekerja dengan bangsa lain tetapi tidak pernah tunduk kepada bangsa-bangsa penyembah berhala. Tetapi pada tahun ke-14 pemerintahannya, Sanherib raja Asyur berhasil merebut kota-kota berkubu di Yehuda.
Untuk mempertahankan kedaulatan Yehuda, Hizkia bersedia membayarkan dengan harga berupa emas dan barang-barang berharga lainnya kepada Sanherib melalui diplomasi para utusan Hizkia ke Asyur. Sanherib tidak puas justru dia melanjutkan dengan melecehkan nama Allah. Hizkia mengajak umat untuk berseru kepada Allah, sehingga Allah pun mengutus malaikat Tuhan menyertai umat-Nya membinasakan 185.000 orang tentara Sanherib (2 Raja-raja 19:6-37). Kemerdekaan adalah hal penting bagi Hizkia agar rakyat tidak terlibat penyembahan berhala Asyur. Kemudian bagi Hizkia kehormatan Allah adalah hal utama, sehingga dia tidak berkompromi lagi saat Sanherib menghina nama Allahnya. (MT)