Sabtu 15 Oktober 2022
ISRAEL TERBUANG KE ASYUR
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 17:1-41
“Hal itu terjadi, karena orang Israel telah berdosa kepada Tuhan, Allah mereka, yang telah menuntun mereka dari tanah Mesir dari kekuasaan Firaun, raja Mesir, dan karena mereka telah menyembah allah lain, dan telah hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel, dan menurut ketetapan yang telah dibuat raja-raja Israel.” (2 Raja-raja 17:7-8)
Hosea adalah raja Israel yang terakhir. Setelah Hosea tak ada lagi raja karena itu tak ada lagi kelanjutan sejarah Israel sebagai satu bangsa, karena penduduknya telah tertawan ke Asyur dan tak ada lagi sejarah kembali ke Samaria. Di Samaria yang dapat disebut sebagai Ibukota Israel telah dikuasai oleh penduduk Asyur, tentu ada pula sisa-sisa Israel tetapi telah terjadi percampuran karena perkawinan yang disusul juga percampuran agama dan budaya. Hosea telah sangat terpuruk hingga berada dalam intervensi bangsa Asyur. Hosea berkewajiban memberi upeti kepada Asyur. Dalam kondisi terpuruk Hosea bukan berseru kepada Allah tetapi memilih untuk meminta bantuan kepada Mesir. Hal itu membuat Asyur menjadi lebih marah. Hancur mengalahkan Hosea walaupun dibantu Mesir dan Asyur pun menawan Israel ke Asyur. Pada masa Hosea menjadi raja Israel tidak ada lagi umat yang setia semua sudah sama dengan Hosea.
Allah yang tahu cara terbaik untuk menangani Israel yaitu dengan cara mengizinkan Israel menjadi bagian dari bangsa-bangsa penyembah berhala. Raja-raja Asyur yang menawan Israel justru mengajurkan Israel dipimpin seorang nabi untuk terus bertahan menyembah Allah. Raja Asyur mengijinkan segala bentuk penyembahan dan agama melakukan kegiatan dan upacara keagamaan di bawah kekuasaannya. Hal ini menjadi kesempatan terakhir yang diberikan oleh Allah kepada Israel untuk memilih yang sesuai dengan keyakinan mereka. Maka yang terjadi adalah orang Yahudi menganggap orang Samaria (Israel Utara) tidak murni lagi sebagai umat Allah karena telah terkontaminasi dengan keyakinan dan budaya kafir.
Sejarah Israel ini adalah merupakan peringatan kepada umat Allah Perjanjian Baru atau gereja Tuhan. Bila umat-Nya tidak setia dan tidak taat atas firman Allah, maka Allah tidak segan-segan membuang mereka dari hadirat-Nya. Akibat meninggalkan Allah adalah hukuman, kehancuran, penderitaan dan akhirnya adalah tertolak dan terbuang dari hadirat Allah. Wujud penolakan Israel kepada Allah adalah penolakan mereka kepada nabi Allah yang sejati melalui pengabaian sengaja kepada nubuat dan firman Allah yang disampaikan para nabi. Gereja Tuhan dapat terus bertahan atau mengalami kemajuan yang benar hanyalah bila gereja taat pada firman Tuhan yang disampaikan para hamba Tuhan sejati yaitu hamba Tuhan yang menghadapi firman Tuhan yang diberitakannya. (MT)