Jumat 14 Oktober 2022
AHAS RAJA YEHUDA YANG MURTAD
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 16:1-20
“Ahas berumur dua puluh tahun pada waktu ia menjadi raja dan enam belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan, Allahnya, seperti Daud, bapa leluhurnya, tetapi ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel, bahkan dia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel.” (2 Raja-raja 16:2-3)
Ahas adalah salah seorang raja Yehuda yang hidup menuruti kebiasaan-kebiasaan raja-raja Israel. 16 tahun dia memerintah Yehuda sudah sangat memporak-porandakan tatanan hidup keagamaan di Yehuda. di bawah pemerintahan Ahas Yehuda memasuki masa suram yang berbuntut terjadinya kekacauan dan kemerosotan rohani serta keburukan dan kebijakan moral yang melanda Yehuda. Kemurtadan merajalela melanda penduduk bahkan Raja Ahas sendiri melakukan upacara agama kekafiran dengan membakar anaknya sebagai korban persembahan kepada dewa-dewa kafir. Sejarah suramini terjadi karena raja Ahas melakukan tindakan-tindakan penyembahan berhala dalam rangka membangun hubungan dengan bangsa-bangsa kafir. Tetapi faktanya bangsa-bangsa kafir itu justru bangkit menyerang Yehuda. Allah berpihak kepada Yehuda sehingga bangsa-bangsa kafir itu terhalau.
Allah setia kepada janji-Nya yang siap berperang untuk memberi kemenangan bagi umat-Nya. Ahas bukannya bersyukur kepada Allah tetapi justru dia menganggapnya sebagai hasil perjuangannya. Hatinya betul-betul telah ditutup oleh berhala sesembahannya. Dalam perjalanan sejarah umat Tuhan atau pengikut Kristus sering kita saksikan bahwa para orang murtad dari Kristus biasanya merasa hidupnya lebih baik tetapi faktanya mereka justru hidup semakin jahat. Karena kehilangan kasih Kristus atau mungkin belum pernah mengalami dan menghidupinya. Ada yang beralih dari kehidupan ber-Tuhan kehidupan beragama. Kehidupan beragama belaka membuat mereka menjadi legalis ekstrim yang sangat kaku dan menerima agama barunya sebagai yang terbaik padahal tanpa sadar mereka telah menjadi si pelanggar hukum agama yang mereka anut. Ahas raja Yehuda sudah sampai pada sikap pemberontak kepada Allah walaupun dia masih menganggap diri umat Allah. Tetapi pengaruh raja-raja Israel sangat besar kepadanya sehingga tetap merasa diri sebagai umat Allah, walaupun dia memberontak kepada hukum dan firman Allah.
Para hamba Tuhan dan pemimpin rohani modern hendaklah mawas diri. Jangan sampai terdampak kesalahan Ahas sebagai seorang yang diurapi memimpin umat Allah. Bila jatuh dalam dosa cepat-cepatlah sadar, keluar dan bangkit dari kejatuhan. Jangan malahan tetapi hidup dalam dosa dan sibuk tampil sebagai orang tanpa dosa. Ada lagi sikap yang lebih ekstrem yaitu melakukan berbagai upaya untuk menutupi dosa-dosanya walaupun dia tahu bahwa Tuhan mengetahui segalanya. (MT)