Kamis 13 Oktober 2022
RAJA ISRAEL TIDAK SETIA
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 15:1-38
“Ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan seperti yang telah dilakukan oleh nenek moyangnya. Ia tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula.” (2 Raja-raja 15:3,9)
Dalam pasal 15 ini kembali menjelaskan perbedaan raja-raja Yehuda dengan raja-raja Israel, ada 2 orang raja Yehuda yaitu Azarya anak Amazia dan Yotam anak Azarya. Azarya disebut juga Uzia (2 Tawarikh 26) yang menjadi raja Yehuda selama 52 tahun. Azarya (Uzia) melakukan yang benar di mata Tuhamn. dan pada tahun-tahun kematiannya Allah mengutus nabi Yesaya ke Israel dan Yehuda. Tetapi karena dia tidak taat, mengambil alih tugas imam dia terkena kusta yang membawanya wafat. Dalam hal ini Allah tegas menulahi karena tidak taat hukum sebagai asas pelayanan dan kepemimpinannya sebagai raja. Allah memberi pesan kepada semua pelayan Tuhan betapa buruknya akibat dari ketidaksetiaan.
Kemudian Yotam anak Asarya (Uzia) adalah raja Yehuda yang berperilaku benar di hadapan Allah seperti ayahnya (ayat 34) Yotam setia hingga kematiannya. Raja-raja Yehuda bukanlah pemimpin tanpa kesalahan tetapi di hadapan Tuhan masih terkategorikan benar. Namun demikian mereka tetap tertimpa hukuman bila berbuat kesalahan dan bila tidak setia kepada Allah sampai akhir kepemimpinanya. Berbeda dengan raja-raja Israel yang selalu saja memberi informasi bahwa mereka melakukan apa yang jahat di mata Tuhan seperti raja mereka pertama Yerobeam, Zakaria, Salum, Menahem, Pekahya dan Pelah adalah raja Israel yang selalu disebut bila mereka berperilaku jahat seperti Yerobean. Menahem adalah raja Israel yang sangat kejam dengan tindakan membunuh perempuan-perempuan Israel yang sedang mengandung.
Ada beberapa Raja Israel yang melakukan kejahatan yang sangat biadap ini. Tindakan biadab ini terdampak dari kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala. Itulah sebabnya Allah selalu berusaha mengajak umat agar menjauhi penyembahan dan penyembah berhala. Generasi ke generasi umat Israel tidak pernah mengalami perubahan. Allah sudah memberi kesempatan, karena kesabaran Allah adalah memberi kesempatan kepada mereka untuk kembali kepada Allah. Puncaknya adalah pada saat Hosea mengadakan kesepakatan untuk melawan dan membunuh Pekah. Kudeta berdarah ini sangat sengaja melawan Allah sehingga Allah mengizinkan orang Asyur menyerbu Israel pada waktu Hosea menjadi raja Israel. Dan penyerbuan Asyur ini adalah tahap pertama pembuangan Israel ke Asyur. Hosea adalah raja terakhir. Setelah Israel terbuang ke Asyur hilanglah sejarah Israel dari sejarah Kerajaan Allah, karena mereka tidak dipulangkan lagi ke negeri Israel. (MT)