Rabu 12 Oktober 2022
KARYA ALLAH MELALUI SEJARAH
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 14:1-29
“Dalam tahun kedua zaman Yoas bin Yoahas, raja Israel, Amazia, anak Yoas raja Yehuda menjadi raja. Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yoadan, dari Yerusalem.” (2 Raja-raja 14:1-2)
Alkitab bukanlah kitab sejarah melainkan firman Allah. Namun demikian dalam Alkitab ada sejarah yang sangat akurat. Bukanlah akurasi sejarahnya yang utama, tetapi Allah berkarya dan menyatakan diri melalui fakta-fakta sejarah yang ditulis dalam Alkitab. Akurasi nama dan lamanya memerintah tertulis secara tepat. Perpecahan kerajaan Israel dan Yehuda setelah raja Salomo adalah sejarah dengan akurasi informasi yang sangat tepat. Kemudian pergantian raja Israel dan Yehuda sangat detail dijelaskan.
Ada nama yang sama di Yehuda dan Israel juga disertai dengan keterangan yang lengkap agar tak terjadi gagal paham. Bila ada nama yang sama dalam satu kerajaan tetap ada penjelasan untuk membedakan seperti Yerobeam di kerajaan Israel. Jadi Walaupun Alkitab bukan kitab sejarah tetapi akurasi sejarah yang ditulis dalam Alkitab dapat dijadikan rujukan dalam perjalanan sejarah manuia. Kerajaan Allah bukanlah doktrin agamawi semata yang tiba-tiba ada sebagai ajaran tanpa sumber yang jelas. Kerajaan Allah adalah perjalanan sejarah yang biasa dikenal sebagai sejarah kerajaan Allah karena karya dan kerja Allah itu adalah nyata melalui sejarah.
Raja Amazia adalah anak Yoas raja Yehuda. Sejarah kehidupannya jelas seperti raja-raja Israel dan raja-raja Yehuda yang lain. Amazia memulai pemerintahannya dengan baik tetapi di penghujung pemerintahannya dia terjatuh kepada penyembahan berhala (2 Tawarikh 25:14). Bila dalam kitab raja-raja kurang jelas, kisah para raja Israel dan Yehuda ini dilengkapi pula dalam kitab Tawarikh. Walaupun penulis kitab Raja-raja berbeda dengan penulis Kitab Tawarikh dan hidup dalam kurun waktu yang berbeda, kurang lebih 100 tahun namun tulisan mereka tidak bertentangan karena akurasi sejarahnya sama dan saling melengkapi. Hal itu terjadi karena sumber utamanya adalah Allah, artinya penulis sama-sama mendapat ilham dari sumber yang sama yaitu Allah. Kelemahan Amazia raja Yehuda ini adalah tidak mempunyai tekad yang bulat untuk setia melakukan kehendak Allah.
Selama hidup manusia ada di bumi ini hendaklah setia bertekun hidup dalam iman kepada Yesus Kristus, hanya cara hidup ini kita mampu menghadapi segala kemungkinan terbutuk yangbisa saja datang menerpa. Justru kondisi ini akan memberi catatan sejarah penyertaan Allah dalam hidup umat Allah atau pengikut Kristus. Dalam sejarah raja-raja Israel dan Yehuda ini akan dilengkapi lagi saat kita mendalami Tawarikh dan kitab nabi-nabi. Sejarah karya Allah akan semakin jelas melalui keterlibatan Allah memakai nabi-nabi untuk mengingatkan para raja-raja Israel dan Yehuda. (MT)