Selasa 04 Oktober 2022
PEMBAWA KABAR BAIK
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 7:3-20
“Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain: ”Tidak patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini tinggal diam saja. Apabila kita menanti sampai terang pagi, maka hukuman akan menimpa kita. Jadi sekarang, marilah kita pergi menghadap untuk memberitahukan hal itu ke istana raja.” (2 Raja-raja 7:9)
Kelaparan yang melanda penduduk Samaria telah memberi fakta kepada umat beriman bahwa tanpa pertolongan Allah mereka tidak mempunyai kekuatan. Benhadad, raja Aram bukanlah seorang raja yang gagah perkasa dan Aram bukanlah bangsa besar dan kuat. Tetapi kemurtadan telah membuat Israel menjadi bangsa yang lemah. Benhadad dan rakyatnya tahu waktu tepat untuk melumpuhkan Israel yaitu pada waktu umat Allah itu meninggalkan Allah. Bangsa Aram tidak gegabah menyerang Israel karena mereka juga takut. Mereka hanya mengurung Israel saja di kota Samaria dalam waktu yang lama sampai bangsa murtadin itu mati kelaparan.
Tetapi melalui peristiwa ini Allah menyatakan kemurahan hati-Nya atas umat-Nya. Allah bertindak menyelamatkan bangsa yang murtad itu dari malapetaka agar umat itu bertobat dari kemurtadan mereka dan kembali kepada Allah. Walaupun tak dikisahkan tetapi berdasarkan fakta sejarah umat Israel di tengah kemurtadan nasional selalu saja ada umat yang setia kepada Allah. Mungkin saja mereka sedikit dan merupakan gerakan umat beriman di bawah tanah tetapi dampak doa mereka cukup potensial menjadi penjaga bagi umat Allah kemudian tindakan Allah menghalau raja Behadad dan rakyatnya dari kemah-kemah yang sengaja didirikan mengawasi Israel ditindaklanjuti dengan memakai 4 orang kusta membawa kabar baik ke umat Israel yang sedang kelaparan. Orang kusta yang menemukan banyak persediaan makanan dan harta kekayaan di kemah-kemah orang Aram adalah pertama menikmati semuanya. Mereka tidak mau menikmati sendiri, mereka pun memberitahukan kabar baik itu kepada umat Israel di Samaria yang sudah menunggu mati karena kelaparan berkepanjangan.
Terkadang terjadi juga keadaan terbalik karena sesungguhnya umat Israel yang menjadi alat untuk memulihkan orang kusta tetapi justru orang kustalah yang menjadi alat Allah untuk menolong orang Israel. Padahal orang Israel memandang orang kusta sebagai orang terkutuk sehingga harus diasingkan dari masyarakat. Bila dalam keadaan normal tentu saja orang Israel pasti mengusir orang kusta itu. Allah sedang, akan dan selalu berdaulat memakai siapa saja menjadi alat dalam tangan-Nya. Tidak ada berita lanjutan mengenai keempat orang kusta itu. Tetapi oleh kabar baik yang mereka wartakan, orang Israel berbondong-bondong keluar Samaria mengambil makanan yang disediakan Allah dalam kemah-kemah orang Aram. Orang Aram lari ketakutan karena di halau Allah.
Sebab itu siapkan diri untuk dipakai Allah dan hargai semua orang yang juga mempunyai kesempatan untuk dipakai Allah. (MT)