Minggu 25 September 2022
ELIA TERANGKAT KE SURGA
Bacaan Sabda : 1 Raja-raja 18:20-46
Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!” (1 Raja-raja 18:38-39)
Sebelum nabi Elia terangkat ke surga, dia berpamitan dulu kepada nabi Elisa muridnya dan kepada nabnabi di Gilgal, Betel dan Yeriko. Allah mengutus Elia ke pusat-pusat tenpat tinggal para nabi untuk memberi dorongan dan memberitahukan bahwa nabi Elisa menjadi pemimpin mereka yang baru. Sedangkan nabi Elisa lebih sedih bila menyaksikan gurunya itu terangkat ke surga. Sebelum menyeberang sungai Yordan nabi Elia sendiri yang menyuruh Elisa pulang tetapi Elisa memohon ikut, akhirnya nabi Elia mengijinkan.
Berdasarkan tawaran nabi Elia, nabi Elisa meminta 2 bagian dari roh nabi Elia. Sering permohonan nabi Elisa ini diartikan secara gampang. Karena hal memberi ucapan dan kuasa itu adalah hak dan kedaulatan Allah yang tidak pernah diberikan kepada manusia. Hal itu lebih tepat diartikan kepada hubungan anak dan bapanya. Elisa meminta agar Elia mengangkat sebagai anak sulungnya yang berarti memperoleh warisan 2 kali lipat. Bila Elisa menjadi anak nabi Elia maka warisan yang dapat diberikan nabi Elia adalah jabatan kenabiannya. Hal itu berarti nabi Elia mempunyai kadar kenabian 2 kali lipat dari nabi-nabi yang lain karena Elisa menjadi anak sulung Elia, sedangkan para rombongan nabi anak-anak nabi Elia juga yang ditugaskan melanjutkan tugas kenabian Elia.
Berdasarkan doa nabi Elia, Allah mengabulkannya karena Allah mengetahui bahwa nabi yang muda itu bersedia untuk tetap setia kepada Allah. Elisa sangat kagum melihat nabi Elia terangkat ke surga mengendarai kereta kuda berapi. Elisa hanya kagum dan berteriak bapaku… bapaku… Elia layak menerima penghormatan seperti Henokh, terangkat ke surga tanpa melalui kematian karena mereka berdua hidup bergaul dengan Allah dan seumur hidup di dunia kini setia kepada firman Allah, menentang segala perbuatan dosa dan terus berjuang hidup dalam kebenaran.
Bukan hanya bertujuan selamat dan masuk surga abadi, tetapi agar selama di bumi ini memberi warisan nilai abadi yang dihidupi agar generasi berikut dapat meneladani dan memiliki. Tak perlu buru-buru meninggalkan bumi, tetaplah hidup di bumi kini untuk hidup berarti yang diwariskan ke generasi. (MT)