Sabtu 24 September 2022
RAJA-RAJA ISRAEL TIDAK MAU BERTOBAT
Bacaan Sabda : 2 Raja-raja 1:1-18
“Berkatalah Elia kepada raja: ”Beginilah firman TUHAN: Oleh karena engkau telah mengirim utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, seolah-olah tidak ada Allah di Israel untuk ditanyakan firman-Nya, maka sebab itu engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati.” (2 Raja-raja 1:16)
Kitab raja-raja kedua ini adalah kelanjutan dari kitab raja-raja pertama. Walaupun penulisannya pada kurun waktu yang sama tetapi sejarah yang berlanjut. Melalui kitab-kitab sejarah ini menjelaskan Allah berkarya atau menyatakan diri dan karya-Nya melalui perjalanan sejarah umat-Nya.
Setelah kematian Ahab dan Izebel Israel dipimpin Ahazia yang sama jahatnya dengan Ahab. Ahazia jatuh sakit bukan berdoa kepada Allah atau memohon petunjuk kepada nabi Elia melainkan mohon petunjuk dari berhala baal-zebub. Ahazia sudah mengetahui hukuman yang menimpa 450 orang nabi baal karena gagal mendapat pertolongan dari berhala baal yang mereka sembah. Dengan angkuhnya Ahazia mengutus 3 perwira dengan membawa anak buahnya untuk mencelakakan nabi Elia, tetapi mereka harus hangus terbakar api. Pada rombongan ketiga Elia langsung menemui Ahazia memberi pesan bahwa Ahazia akan segera mati. Kekerasan hati Ahazia telah mencelakakan banyak orang dengan dirinya sendiri.
Nabi yang diutus Allah ke Israel adalah nabi yang sangat tegas terkenal dengan pengurapan yang kuat seperti nabi Elia dan nabi Elisa. Kedua nabi yang adalah guru dan murid terkenal bukan karena banyak bernubuat tetapi karena banyak berbuat, menegur terus terang dan disertai dengan mujizat di hadapan raja-raja Israel. Tetapi kekerasan hati raja-raja Israel sudah tidak bisa diubah sehingga kekerasan hati itu menjadi bumerang yang menghancurkan raja-raja penyembah berhala itu.
Berulang-ulang mereka diperingatkan dan ditegur Allah, mulai dari lemah lembut hingga tegas dan keras namun semakin berkeras hati. Para raja Israel menganggap kekerasan hati itu sebagai sikap membpertahankan prinsip. Akhirnya Allah sendiri menyerahkan mereka kepada kekerasan hati mereka yang justru menghancurkan hidup mereka. Ahazia mati muda tanpa mempunyai seorang anak untuk menggantikannya. Ahazia digantikan oleh Yoram. Raja-raja Israel tidak pernah menghentikan kejahatan mereka, sehingga Allah bertindak menghentikan mereka melalui kematian. Padahal Allah tidak mengendaki kematian orang jahat, karena yang dikehendaki Allah adalah pertobatan mereka.
Jadi berdasarkan kemahatahuan Allah, Allah menghentikan supaya kejahatannya jangan sampai mencelakakan banyak orang. Jadi berhentilah berbuat jahat sebelum Allah menghentikannya. (MT)