Kamis 22 September 2022
NABI-NABI PALSU VS NABI SEJATI
Bacaan Sabda : 1 Raja-raja 22:1-40
“Secara kebetulan seorang prajurit Siria melepaskan anak panahnya, tanpa mengarahkannya ke sasaran tertentu. Tetapi anak panah itu mengenai Ahab dan menembus baju perangnya pada bagian sambungannya. “Aku kena!” seru Ahab kepada pengemudi keretanya. “Putar dan bawalah aku keluar dari pertempuran!” (1 Raja-raja 22:34)
Raja Ahab mengajak Yosafat raja Yehuda untuk bekerja sama merebut Ramot. Gilead dari kekuasaan raja Aram. Hal ini adalah sesuatu yang baru dan baik setelah Israel terpisah dari Yehuda. Yosafat menyuruh raja Ahab untuk bertanya kepada Allah. Raja Ahab pun mengumpulkan masih ada 400 nabi di Israel. Mereka bukanlah nabi yang benar atau nabi yang berbicara atas nama Allah. Mereka adalah tokoh-tokoh agama yang bernubuat sesuai dengan apa yang diinginkan raja. Raja Yosafat mengetahui bahwa 400 nabi itu adalah nabi palsu, karena Allah tidak pernah memanggil nabi sebanyak itu. Raja Ahab terbiasa mengangkat banyak nabi yang justru menyuarakan kehendak raja bukan kehendak Allah. Itu penting bagi raja Ahab agar memenangkan suara mayoritas bukan menyuarakan yang benar.
Raja Yosafat bertanya apakah ada nabi yang lain. Raja Ahab memperkenalkan nabi Mikha yang menurut raja Ahab selalu menyuarakan kerugian bagi Israel karena bertentangan dengan suara nabi-nabi palsu dan keinginan raja Ahab. Tetapi kali ini Allah mengarahkan nabi Mikha menyuarakan keinginan raja Ahab. Mikha menirukan nubuat para nabi palsu walaupun ada perbedaan. Tetapi raja Ahab mengetahui bahwa nabi Mikha tidak sungguh-sungguh dengan nubuatnya. Mikha pun menjelaskan nubuat penglihatannya mengenai hukuman kepada raja Ahab atas kejahatannya, khususnya kepada Nabot. Jadi pesannya Ahab akan mati mengenaskan dan darahnya dijilat anjing sementara umat Israel kembali dengan selamat. Peperangan itu diijinkan Allah hanya untuk menghukum Ahab.
Ada juga kalimat yang sulit dipahami yaitu “roh jahat di utus Allah menghukum Ahab dan para nabi palsu”. Tetapi hal itu dapat kita pahami karena roh dusta pun tunduk kepada Allah. Tetapi Ahab dan para nabi palsu sudah sangat mengeraskan hati dan menolak bahkan sudah sangat mengeraskan hati dan menolak bahkan sudah sampai kepada tingkat menghina kebenaran. Itulah sebabnya Allah menyerahkan mereka kepada roh dusta atau kebohongan sebagai hukuman yang pantas kepada mereka. Kalau Allah yang menghukum dapat juga diartikan sebagai wujud kasih-Nya, karena bila mohon ampun dan bertobat maka Allah akan memulihkan. Tetapi kalau hukuman itu datang dari iblis sudah tentu tujuan iblis adalah untuk membinasakan dan bagi terhukum tak ada lagi kesempatan.
Sebab itu jadilah pengikut Kristus yang setia, yang mengasihi kebenaran. Hindari ajaran nabi palsu yang datang dari roh pendusta, tetaplah setia kepada ajaran nabi sejati yang datang dari Allah. (MT)